Selain Aslamtu, Ustadz Khalid juga menyinggung pentingnya tawakal, yang dalam bahasa sederhana berarti menyerahkan diri kepada Allah setelah melakukan ikhtiar.
Sebuah hadis Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan bahwa jika manusia bertawakal dengan sungguh-sungguh kepada Allah.
Allah pasti akan mencukupi kebutuhan mereka sebagaimana burung yang mencari makanan di pagi hari dan kembali di sore hari dengan membawa rezeki.
Namun, Ustadz Khalid menjelaskan bahwa tawakal tidak berarti menyerah tanpa usaha.
Ada perbedaan jelas antara tawakal dan tawakul. Tawakal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha, sedangkan tawakul adalah pasrah tanpa ikhtiar, yang jelas-jelas salah.
Seorang Muslim diwajibkan untuk tetap berusaha keras, lalu menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah.
Tak hanya itu, Ustadz Khalid juga mengingatkan pentingnya inabah, yakni kembali kepada Allah dalam segala hal, baik yang besar maupun yang kecil.
Setiap urusan, sekecil apapun, sebaiknya dikembalikan kepada Allah. Inabah membuat seseorang bergantung kepada Allah bahkan dalam hal-hal sederhana, seperti saat ingin keluar rumah atau mencari tempat parkir.
Dalam akhir pembahasan, Ustadz Khalid menjelaskan tentang hasbunallah wa ni'mal wakil, yang berarti "Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung."
Kalimat ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim AS saat dilemparkan ke dalam api dan oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam saat menghadapi ancaman dari musuh.
Kalimat ini menjadi pegangan seorang Muslim dalam menghadapi segala macam ujian, dengan keyakinan bahwa Allah akan selalu melindungi.
Dari pemaparan ini, kita bisa mengambil pelajaran penting bahwa dalam menghadapi setiap cobaan, baik yang besar maupun kecil, seorang Muslim diajarkan untuk selalu berserah diri, bertawakal, dan kembali kepada Allah.
Hanya dengan bergantung kepada Allah-lah, jalan keluar dari setiap masalah akan ditemukan. ***