GENMUSLIM.id - Kisah miris kembali mengguncang dunia pendidikan, kali ini berasal dari Ponpes Az Zayadiy yang disampaikan oleh wali santri berinisial E.
Hal ini berawal dari tragedi meninggalnya Abdul Karim, siswa kelas 8 SMP Ponpes Tahfidz Az Zayadiy Sukoharjo yang tewas akibat perundungan.
Akibatnya, satu per satu orang tua eks santri mulai speak-up soal kekerasan di pesantren tersebut.
Dilansir GENMUSLIM dari akun Instagram @wisataistimewa pada Jumat, 27 September 2024, Wali santri berinisial E, membeberkan bahwa anaknya mengalami tindak kekerasan atau perundungan selama menjadi santri di Ponpes Az Zayadiy.
Ia menceritakan bahwa setelah masuk selama 2 minggu, anaknya disuruh beberapa kakak kelasnya untuk memalak atau mengambil makanan teman-temanya.
Namun pada saat itu anak dari E ini menolak, sehingga diberi 2 pilihan oleh seniornya, mau jadi preman atau babu (pesuruh).
“Anak saya itu pernah, waktu dua minggu masuk situ dia cerita, katanya disuruh malakin jajan temenya, dan diberi pilihan mau nurut atau mbabu” Ujar E.
“Saat itu anak saya menolak dan menjadi pesuruh, ya nyuci baju seniornya dan lain-lain” tambah E.
Ia pun menambahkan bahwa anaknya pernah dipukuli beberapa 3-4 santri di kamar. Setelah kejadian itu, ditambah kasus kematian dari Abdul Karim akhirnya E menarik anaknya dari Ponpes tersebut.
Dari cerita diatas cukup miris sebenarnya terkait perilaku bullying yang masih marak dilembaga pendidikan.
Terlepas dari itu ada hal menarik terkait tindakan yang dilakukan oleh anak dari E diatas. Ia memilih mengalah dan tidak membalas perbuatan kejam oleh seniornya.
Hal ini tentu mengingatkan kembali sikap teladan Nabi Muhammad Saw ketika disakiti saat berdakwah di Thaif. Bagaimana kisahnya simak berikut!