Sebagai orang tua, kita juga harus memahami bahwa perbedaan karakter anak bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk mendidik mereka dengan cara yang tepat.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
"Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (QS. At-Tahrim: 6).
Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga diri dan keluarga, termasuk anak-anak, dari keburukan dunia dan api neraka dengan memberikan pendidikan agama yang baik serta menanamkan akhlak mulia.
Barakallahu li walakum.
Khutbah Kedua:
الحمد لله، الحمد لله حمداً كثيراً طيباً مباركاً فيه، كما يحب ربنا ويرضى. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
Hadirin sekalian,
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat: Hukum Mengamalkan Pancasila Dalam Islam, Benarkah Negara Ini Negara Thagut?
Dalam mendidik anak, kita harus memahami bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mendidik dengan kelembutan, sesuai dengan karakter masing-masing anak. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
رَجُلٌ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَتُقَبِّلُ الصِّبْيَانَ، فَمَا نُقَبِّلُهُمْ؟! فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِنْ قَلْبِكَ
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata, 'Wahai Rasulullah, engkau mencium anak-anak, tetapi kami tidak pernah melakukannya.' Maka Nabi bersabda, 'Apakah aku bisa menolongmu jika Allah telah mencabut kasih sayang dari hatimu?'" (HR. Bukhari).
Hadits ini mengajarkan kita pentingnya kasih sayang dalam mendidik anak. Rasulullah tidak pernah kasar, meskipun anak tersebut mungkin memiliki karakter yang berbeda.
Sebagai orang tua, kita harus mendidik anak dengan pendekatan yang sesuai dengan kepribadian mereka, tanpa kekerasan, melainkan dengan kelembutan, kesabaran, dan kasih sayang.