GENMUSLIM.id - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.
Maulid Nabi Muhammad SAW ini dirayakan oleh sebagian umat Islam di berbagai belahan dunia sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang diakui sebagai pembawa risalah terakhir dalam Islam.
Namun, sebagian orang ada yang berpendapat jika peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah, atau sesuatu yang sesat. Benarkah demikian?
Dalam menjawab persoalan tersebut Ustadz Abdul Somad memberikan penjelasan yang dilansir GENMUSLIM dari YouTube Tsaqofah TV pada Kamis, 12 September 2024.
“Kalau Maulid Nabi Muhammad bid’ah berarti panitianya masuk neraka. Jamaah yang datang masuk neraka, yang paling panas nerakanya yang ceramah,” kata Ustadz Abdul Somad.
Menurut Ustadz Abdul Somad, pendapat ini telah dijawab dengan argumen oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti dalam kitabnya, Al Hawi Lil Fatawi. Imam Suyuti, yang wafat pada tahun 911 Hijriah—mudah diingat karena 911 seperti nomor darurat—menyampaikan dasar hukum yang berbeda.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan pertama-tama, kita diingatkan oleh ayat dalam Al-Qur'an:
“Wa dzakkirhum bi ayyaamillah (dan ingatkan mereka dengan hari-hari Allah)”
Ahli tafsir menjelaskan bahwa perintah ini termasuk mengingatkan tentang nikmat-nikmat Allah.
Nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada kita bukan hanya berupa umur, harta, atau anak, melainkan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Jadi kalau ada orang buat Maulid itu artinya mengingatkan tentang nikmat yang terbesar,” ucap Ustadz Abdul Somad.
Dari pernyataan Ustadz Abdul Somad tersebut, merayakan Maulid Nabi Muhammad SWA adalah cara mengingat nikmat terbesar tersebut.
Jika Maulid tidak dirayakan, anak-anak kita mungkin tidak akan tahu tentang sejarah dan makna kelahiran Nabi Muhammad SAW.