Sedangkan, bagi menantu laki-laki, terdapat batasan aurat di depan orang tua istri atau mertua.
Batasan aurat menantu pria di depan orang tua istri memiliki adab-adab tersendiri yang tidak berbeda jauh dengan menantu perempuan.
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bagaimana batasan aurat menantu pria di depan mertua atau orang tua istri.
Di antaranya yakni tidak boleh memakai celana pendek yang membuat area lutut terekspos.
“Jadi batasan anak menantu dan mertua kalau aurat seperti itu. Laki-laki juga seperti itu. Tidak boleh anak menantu laki pakai celana pendek di depan mertua perempuannya tidak boleh walaupun mahramnya itu ada adabnya.” Jelas Ustadz Khalid Basalamah.
Lalu bagaimana batasan aurat menantu pria di depan orang tua istri? Ustadz Khalid Basalamah juga memberikan penjelasan mengenai persoalan tersebut.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Partisipasi Aktif dalam Penyaluran Air Bersih Ke Jawa Tengah, Adakah Wilayah Kamu?
“Pakai celana minimal itu harus dari lutut tertutup. Karena aurat dari lutut ke pusar. Harus kita tahu ada adab-adabnya kalau aurat.” Ungkapnya.
Sementara itu, interaksi lain antara mertua dan menantu yang diperbolehkan sebagai mahram yakni seperti mengantar, meminta tolong kepada mahram (menantu).
“Kalau masalah yang lain misal mengantar, minta tolong mahram. Tidak masalah, anak menantu boleh menjadi mahram pada saat shafar mertuanya, karena sudah jadi mahram.” Kata Ustadz Khalid Basalamah.
Itulah ulasan mengenai batasan aurat menantu di depan orang tua pasangan baik suami atau istri.
Semoga dapat menjadi bahan untuk introspeksi diri mengetahui batasan dan adab hubungan antara mertua serta menantu. ***
