"Ayah, mungkin Sumur Zamzam memang telah hilang," kata Harits.
"Tidak, Nak! Ayah yakin Sumur itu masih ada! Kita harus menemukannya! Orang-orang Mekah akan hidup lebih baik jika Sumur Zamzam ada di tengah kita!"
Dengan gigih keduanya pun terus mencari. Orang-orang Quraisy, penduduk asli Mekah, melihat perbuatan mereka dengan heran.
"Mengapa engkau masih terus menggali, Abdul Muthalib? Bukankah dulu nenek moyang kita, Mudzaz bin Amr pernah menggalinya, tapi tidak berhasil?"
Abdul Muthalib menaruh tembilangnya dan duduk. Ya, ratusan tahun yang lalu Mudzaz bin Amr mertua Nabi Ismail as pernah mencoba menggali Zamzam tapi tidak berhasil.
Padahal, saat itu Mudzaz telah mempersembahkan sesaji berupa pedang dan pelana berpangkal emas agar Sumur Zamzam ditemukan.
Apakah Abdul Muthalib menyerah dan menghentikan penggalian?
Akhirnya dengan kegigihan Abdul Muthalib menggali Sumur Zamzam kembali ditemukan dan bisa dinikmati oleh semua umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Abdul Muthalib adalah pengurus air dan makanan bagi tamu-tamu yang datang ke Mekah.
Setelah ratusan tahun Sumur Zamzam tertimbun, akhirnya ditemukan dan menjadi sumur abadi yang penuh khasiat. ***