Maka berkatalah malaikat: “Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam kepadamu.
Allah berfirman:
“Wahai kekasihKu janganlah engkau takut dan ragu. Sesungguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusanKu sejak zaman Azali”.
Tenang permintaan Habib bin Malik, pergilah engkau kepadanya untuk membuktikan kerasulanmu.
Sesungguhnya Allah yang menjalankan matahari dan bulan serta mengganti siang dan malam.
Habib bin Malik mempunyai seorang putri yang cacat, tidak punya kaki dan tangan serta buta. Allah SWT telah menyembuhkan anak itu, sehingga ia bisa berjalan, meraba dan melihat.”
Lalu Rasulullah SAW bergegas turun menjumpai orang kafir, sementara bias Cahaya kenabian yang memantul dari wajahnya semakin bersinar.
Waktu itu matahari telah beranjak senja, matahari hampir tenggelam sehingga suasananya remang.
Tak lama, Rasulullah SAW berdoa agar bulan segera terbit. Maka terbitlah bulan dengan sinar yang terang benderang.
Lalu dengan dua jari Rasulullah SAW mengisyaratkan agar bulan itu turun kepadanya. Tiba-tiba suasana jadi menegangkan ketika terdengar suara gemuruh yang dahsyat.
Segumpal awan mengiringi turunnya bulan ke tangan Rasulullah SAW.
Segera setelah itu Rasulullah SAW membelahnya menjadi dua bagian, lalu beliau masukkan ke lengan baju kanan dan kiri.
Tidak lama kemudian, Rasulullah SAW mengeluarkan potongan bulan itu dan menyatukan Kembali.
Pada waktu itu orang-orang sangat takjub menyaksikan Rasulullah SAW menggenggam bulan yang bersinar dan cemerlang. Bersamaan itu pula bulan mengeluarkan suara syahadat.
