Kerusakan akhlak dan cara berpikir dari kelompok madyan pun semakin parah.
Hingga akhirnya Allah SWT mengutus Nabi Syuaib untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada kaum madyan.
Nabi Syuaib yang merupakan keturunan Nabi Luth kemudian mengingatkan kekeliruan kaum tersebut dengan suara lantang.
Nabi Syuaib menyeru agar penduduk kaum madyan meninggalkan penyembahan pohon al aikah.
"Ingatlah baik-baik bukankah kalian dulu hanya berjumlah sedikit? perhatikanlah baik-baik pula bagaimana akhir hidup bagi orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi, untuk itu tinggalkanlah Aikah dan sembahlah Allah, " kata Nabi Syuaib.
Meski sudah diberi nasehat oleh Nabi Syuaib namun kaum madyan tidak gentar dan masih menyembah Al Aikah.
Nabi Syuaib pun berdoa kepada Allah bagaimana langkah selanjutnya untuknya dan kaum madyan.
Setelah mendengar keputusan dari Alkah bahwa akan datangnya azab, Nabu Syuaib pun keluar dari kota tersebut.
Dengan izin Allah, wilayah madyan diguncangkan gempa yang dahsyat dan mereka mengalami panas yang menyengat selama 7 hari 7 malam.
Meski mereka telah berusaha sekuat tenaga menanggulangi udara panas itu, usaha mereka tetap gagal.
Tak lama kemudian muncullah awan hitam dari langit penduduk madyan pun bersuka cita menyambutnya.
Namun bukan air hujan yang turun dari langit melainkan hujan api dan bara yang menyala-nyala.
Dalam waktu singkat, akhirnya seluruh penduduk madyan mati mengenaskan karena kekafiran dan kemusyrikannya kepada Allah.***