GENMUSLIM.id – Kisah penuh hikmah ini datang dari seorang ulama sufi cerdas dan terkenal karena kelucuan juga kejahilannya bernama Abu Nawas.
Selain seorang ulama, Abu Nawas juga merupakan seorang penyair ternama di Jazirah Arab. Abu Nawas lahir di Persia dan hidup di Kota Baghdad pada abad ke-8 pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar- Rasyid dan Khalifah Amin.
Nama Abu Nawas juga sering muncul pada kisah seribu satu malam, ia sering ditantang oleh Raja Harun ataupun masyarakat dengan hal-hal yang aneh bahkan beresiko dan membahayakan.
Baca Juga: Kisah Runtuhnya Kakbah di Akhir Zaman Menjadi Pertanda Awal Kehancuran Dunia atau Akhir Zaman
Seperti kisah penuh hikmah satu ini, Abu Nawas dihukum raja untuk masuk ke kandang singa.
Suatu hari Abu Nawas menjahili Baginda Raja, namun kali ini usilnya dibilang sudah kelewat batas karena telah membahayakan Baginda hingga hampir kehilangan nyawa.
Baginda sangat murka dengan kelakuan Abu Nawas, padahal Abu Nawa semata-mata hanya ingin membalas atas perlakuan Baginda kepadanya. Pasalnya tidak sekali dua kali saja, Abu Nawas juga seringkali hampir celaka karena keusilan Baginda Raja.
Namun saat ini Raja tengah diselimuti amarah yang sangat memuncak, Raja memerintahkan prajurit untuk menangkap Abu Nawas dan membawanya ke istana.
Beberapa pengawal dan prajurit menangkap Abu Nawas di rumahnya dengan kasar. Dengan pasrah Abu Nawas digiring ke istana dan menghadap Raja di Istana.
"Ampun Baginda yang mulia, mengapa aku diperintahkan dengan kasar seperti ini?" tanya Abu Nawas.
"Kamu jangan pura-pura tidak tahu Abu Nawas! Kamu telah menyebabkan aku menjadi murka. Hampir saja kamu membuat aku mati, kamu keterlaluan dan sangat kurang ajar," jawab Raja penuh emosi.
"Maafkan aku yang mulia, aku khilaf," ucap Abu Nawas kepada Raja.
"Saat ini tidak ada maaf bagimu, Abu Nawas! Kamu harus dihukum mati!" bentak Baginda Raja.
"Maafkan aku paduka, lalu dengan cara apa aku dihukum mati? Dipacul atau digantung?," tanya Abu Nawas.
"Bukan! Bukan dengan cara itu engkau dihukum mati! Hei para pengawal! Bawa Abu Nawas ke kandang singa!," Baginda raja memecah keheningan.
Para mentri dan seluruh pengawal terkejut dengan perintah raja tersebut. Karena bagaimanapun Abu Nawas adalah sosok yang baik dan sering berjasa mengungkapkan kasus-kasus di dalam istana yang sulit terpecahkan.
Mereka tak sampai hati jika harus melihat Abu Nawas tewas mengenaskan diterkam singa, tapi karena ini adalah titah dari Baginda Raja tak ada seorang pun yang berani menentangnya.
Mendengar keputusan Raja, Abu Nawas langsung lemas dan gemetaran. Kali ini Baginda benar-benar marah dan serius menghukum Abu Nawas.
Namun ketika hendak akan dimasukkan ke kandang singa Abu Nawas berkata, Ampun Paduka yang mulia, aku ikhlas menerima hukuman Paduka. Tapi aku minta waktu tiga bulan, aku ingin di akhir hidup dan mempersiapkan kematian aku disibukkan dengan amal ibadah."
Baca Juga: Kisah 3 Orang Pemuda dari Bani Israil yang Diuji oleh malaikat, 2 Orang Berakhir Mengenaskan
Sejenak Raja terdiam, tak lama kemudian Raja berkata, "Baik, aku kabulkan permintaanmu. Tapi selama itu pula kamu hidup di dalam penjara dan kamu dilarang menemui keluargamu."
"Terima kasih Paduka, tapi bolehkah aku minta satu permintaan lagi?" tanya Abu Nawas.
"Permintaan apa itu, Abu Nawas?"
"Supaya kehidupan hamba di dalam penjara tidak membosankan, izinkan hamba memberi makan singa di kandang," jawab Abu Nawas.
"Tidak masalah, nanti ruangan penjaramu di sebelah kandang singa," Baginda Raja mengabulkan permintaan Abu Nawas.
Masuklah Abu Nawas ke dalam penjara, pada bulan pertama Abu Nawas melalui waktu dengan beribadah sedangkan tiap pagi dan sore waktunya diisi dengan memberi makan singa.
Pada bulan kedua dan ketiga Abu Nawas semakin tekun beribadah ia juga tak pernah lupa untuk memberikan makan singa setiap hari. Abu Nawas memperlakukan singa itu layaknya sahabat.
Tiga bulan pun berlalu dan tibalah saatnya Abu Nawas menjalani hukumannya atas perintah Baginda Raja.
Beberapa pengawal istana memasukkan Abu Nawas ke dalam kandang singa, sementara para menteri yang ikut menyaksikan merasa iba dengan nasib Abu Nawas yang harus dihukum mati.
Namun tiba-tiba terjadi peristiwa yang tak terduga saat Abu Nawas berada di dalam kandang singa, singa tersebut tidak menerkam tapi justru menjilati kaki dan tangan Abu Nawas.
Abu Nawas pun membalasnya dengan mengelus tubuh dan kepada singa. Singa yang terkenal buas ini terlihat tunduk dan penurut di hadapan Abu Nawas. Semua menjadi terkejut dan heran dengan pemandangan tersebut.
"Hei Abu Nawas, mengapa singa itu tidak mau memakanmu? Memangnya kamu mempunyai kesaktian apa?," tanya Baginda raja yang juga menyaksikan kejadian itu.
"Aku tak mempunyai kesaktian apapun, Baginda,"jawab Abu Nawas.
"Lantas mengapa singa itu itu tak menerkam malah tunduk kepadamu?,"
"Begini Baginda yang mulia, selam tiga bulan aku memberi makan dan minum kepada singa itu dan aku menyayanginya layaknya sahabat.
Sehingga singa itu berpikir aku adalah orang yang berjasa baginya karena aku memperlakukannya dengan baik.
Singa itu tahu membalas budi, sedangkan Raja sendiri, bertahun-tahun aku mengabdi kepada Baginda raja dan berjasa bagi istana ini, tapi karena sebuah kesalahan Baginda begitu tega ingin menghukum hamba agar di makan singa yang buas," Jawaban cerdas dari Abu Nawas.
Hal ini justeru membuat Baginda raja malu sendiri dan menyadari akan kesalahannya kepada Abu Nawas.***