Dalam film ini dia ingin mengungkap apa yang disebutnya sebagai "kebohongan untuk membela diri".
“Pendudukan (Israel) meledakkan studio seniman di Gaza dengan lukisan dan patung. Di mana pembelaan diri ketika seseorang membunuh seniman dan intelektual sambil menyebut mereka teroris?” kata pria berusia 62 tahun itu kepada kantor berita AFP.
Konflik di Gaza meletus dengan serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel yang mengakibatkan kematian sedikitnya 1.170 orang.
Israel melancarkan kampanye pengeboman dan serangan darat di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 34.183 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di daerah kantong Palestina.
Dua bulan setelah pecahnya perang, Masharawi memulai proyek baru: dana dukungan untuk bioskop di jalur pantai yang terkepung.
Inisiatif "Films from Distance Zero" mendukung para pembuat film Gaza yang hidup "di bawah pemboman atau menjadi pengungsi" untuk memproduksi film mereka.
Pembuat film perempuan aktif dalam proyek ini, seperti yang dikatakan Masharawi, "selalu di saat-saat tersulit, kami menemukan perempuan Palestina di garis depan."
Sekitar 2,4 juta warga Palestina tinggal di Gaza, yang berada di bawah blokade Israel sejak Hamas berkuasa pada tahun 2007.***