GENMUSLIM.id – Berteman atau bersahabat dengan lawan jenis merupakan suatu hal yang terkadang sulit untuk dihindari, entah itu berawal dari teman sekelompok atau sudah lama bertukar pesan.
Berteman atau bersahabat dengan lawan jenis menjadi hal yang biasa untuk anak zaman sekarang, terutama yang berada di kota besar yang memang lebih maju dari segi perekonomian dan infrastrukturnya.
Berteman atau bersahabat dengan lawan jenis membuat seseorang baik pria maupun wanita terkadang melebihi batasan dari seorang teman atau sahabat, dimana salah satunya menyimpan rasa kepada temannya.
Apabila hanya salah satunya saja yang memendam rasa mungkin hubungan pertemanan tersebut masih dikatakan wajar dan bisa menjaga batasan antar keduanya.
Namun apa yang terjadi jika keduanya baik pria maupun wanita yang terikat dalam hubungan pertemanan tersebut sama-sama saling memendam rasa?
Ketika salah satu telah mengungkapkan perasaannya dan mengajak untuk hubungan lebih lanjut seperti ‘pacaran’, kemudian yang lainnya langsung menerima ajakan untuk menjalin hubungan tersebut, maka hal tersebut sudah tidak bisa dikatakan wajar karena batasan antar keduanya semakin menipis.
Batasan yang menipis tersebut lama-kelamaan dapat mengakibatkan munculnya perbuatan yang mendorong untuk berbuat zina seperti berpegangan tangan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu Islam membuat batasan antara hubungan pria dan wanita, kecuali jika keduanya langsung ke jenjang pelaminan maka untuk melakukan perbuatan yang melebihi batasan diperbolehkan.
Bahkan apabila hubungan pertemanan yang hanya sebatas ‘rasa suka yang tidak terbalas’ pun dapat mengundang zina, seperti memandang lawan jenisnya terlalu lama.
Hal tersebut tergolong zina karena dalam Islam termasuk zina mata, dimana menatap lawan jenis dalam waktu yang lama bisa menimbulkan pikiran yang tidak senonoh dan terkadang memicu zina pikiran.
Menurut Ustadzah Oki setiana Dewi, berteman dengan lawan jenis boleh untuk dilakukan asal menjaga batasan antara pria yang bukan mahramnya atau pria ajnabi atau pria asing, harus menjaga jarak.
Maka sebagai wanita harus mampu menjadi wanita yang ketika ia berbicara lugas, singkat, padat, dan jelas.