2. Bersyukur dan Bersabar
Manusia dalam kesehariannya pasti pernah luput dari sikap Syukur dan Sabar. Keduanya merupakan ibarat dua sisi dari koin yang sama. Jika Syukur adalah separuh keimanan, maka Sabar adalah separuh keimanan lainnya.
Syukur lebih kepada ungkapan rasa terima kasih atas segala nikmat yang kamu dapat dari nikmat Allah, sedangkan Sabar adalah tindakan ketekunan terhadap apa yang kamu alami dari ujian Tuhanmu.
Rasa Syukur dan Sabar bisa kamu ungkapkan dengan mengucapkan kalimat al-Ḥamdu lillāh (segala puji bagi Allah) dan al-Shukru lillāh (segala syukur hanya kepada Allah).
3. Evaluasi Diri
Seperti halnya dalam kehidupan dunia, evaluasi terhadap diri, kinerja, dan hal kehidupannya lainnya perlu dilakukan. Ini dilakukan untuk melihat dan mengukur sejauh mana kita telah berubah, apakah terdapat perkembangan atas diri kita atau malah hanya ada kemunduran dalam diri ini.
Syekh al-Islām Abū Ismāʿīl al-Harawī berkata bahwa hakikat dari evaluasi diri adalah membandingkan nikmat yang telah kamu terima dengan kesalahan (dosa) yang telah kamu perbuat. sehingga setidaknya kamu dapat mengira-ngira mana yang lebih sering kamu lakukan, sesuatu yang Haq (Al-Haq) atau sesuatu yang Bathil (Al-Bathil).
4. Bertaubat
Setelah melakukan evaluasi diri, langkah keempat ini bisa jadi langkah yang menentukan hubungan kamu dengan Allah ke depannya.
Setiap manusia pasti memiliki kesalahan dan Allah akan dengan senang hati mengampuni kesalahan hamba-Nya yang ingin bertaubat.
Inti dari taubat adalah kembali kepada Allah dan mencari pengampunan Tuhan atas kesalahan yang telah kita perbuat, serta berkomitmen untuk tidak kembali lagi.
Terdapat satu formula doa permohonan ampun yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, yaitu:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ