“Di mana kamu menyimpannya?” tanya perampok itu kembali.
“Dijahitkan dalam bajuku, di bawah ketiak.”
Karena tak percaya, perampok itupun pergi meninggalkannya. Kemudian datang perampok lainnya dengan memberikan pertanyaan yang sama kepadanya.
Syekh Abdul Qadir Jailani pun memberikan jawaban yang sama kepada perampok itu.
Mendengar jawaban darinya, perampok itu berlari menuju ketuanya dan melaporkan tentang apa yang diucapkan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani.
Sang ketua pun meminta anak buahnya untuk membawanya ke hadapannya. Pertanyaan yang sama diberikan ketua itu kepada Syekh Abdul Qadir Jailani.
Jawaban yang diterimanya pun sama.
Rasa penasaran membuat sang ketua memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa dan menyobek bajunya.
Didapatkanlah 40 dinar sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani.
Ketua perampok itu pun bertanya mengapa dia berkata jujur? Padahal, mereka adalah perampok yang sudah pasti akan mengambil harta benda miliknya.
“Aku telah berjanji kepada ibuku untuk tidak berbohong, dan aku tidak ingin mengingkari janjiku kepadanya.”
Syekh Abdul Qadir Jailani pun memberikan jawaban yang membuat ketua perampok dan anak buahnya mendapatkan hidayah dan bertobat kepada Allah.
“Engkau tidak mau mengkhianati janjimu kepada ibumu yang melahirkanmu, sedangkan aku hingga saat ini selalu mengingkari janjiku kepada Allah yang menciptakanku.”