Di dalam Islam, jodoh adalah cerminan diri kita. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya,
“Wanita -wanita yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji (pula), sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”
(QS. An-Nur 24: Ayat 26)
Maksud jodoh adalah cerminan bukan hanya dari sifat dan keimanan.
Selayaknya cermin, seorang pasangan juga akan menjadi orang yang mengingatkan agar kita tetap berada dalam jalan yang diridhoi Allah subhanahu wa ta’ala.
Jodoh merupakan cerminan diri kita, juga sebagaimana hakikat penciptaan manusia, maka dari itu pernikahan menjadi sarana untuk memperkuat iman dan memperbanyak ibadah.
Baca Juga: Inilah Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2024 Untuk Wilayah Tasikmalaya dan Sekitarnya!
- Jodoh membuat seseorang menjadi tentram
Ketentraman dari seorang jodoh diperlukan agar ibadah tetap terasa menyenangkan.
Karena dalam Islam menikah bukan sekedar menghalalkan cinta dua insan. Menikah sebagai jalan agar keduanya meraih ridho dan cinta Allah subhanahu wa ta'ala.
Untuk itulah pernikahan dan hidup berumah tangga membutuhkan ketentraman.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya,
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 21)
Dalam pernikahan, ketentraman membuat pasangan suami istri mengharap pahala dan keturunan yang Sholeh dan Sholeha.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya,
