Tapi mengapa cerita yang pertama dia merasa begitu kecewa? Karena dia ngarep, berharap suaminya menolong dia, dia berharap suaminya mendekap dia, menghibur hatinya, dll.
Tidak sama sekali, maka timbullah rasa kecewa itu karena berasal dari perasaan sendiri dan pengharapan kita terhadap seseorang atau suatu hal.
Maka initi dari point 1 itu adalah, agar hati kamu tak mudah kecewa. Jangan berharap atau kecilkan pengharapanmu kepada manusia, kepada dunia, dan kepada apapun itu.
2. Kalau kamu pengin hidupmu gak banyak kecewanya, kamu harus ingat satu hal. Point yang penting banget, yaitu hidup tuh ada pengendalinya.
Hal itu akan lebih mudah membuatmu tidak mudah kecewa, tidak mudah galau, tidak mudah khawatir.
Jadi hidup tuh jelas ada yang ngatur, ada yang mengendalikan, ada yang sudah menuliskanya kita hanya perlu bersyukur itu harus dan menerima segala ketidak sesuaian itu.
Karena manusia tempatnya juga segala kekecewaan, segala kegalauan, sama halnya dengan dunia dan seisinya.
Arizqu maqsumun mafruhun minhu, Kata Nabi Muhammad Saw, Rezeki itu sudah ada yang mengatur, mafruhun minhu yang sudah selesai.
Sudah selesai diatur, sudah selesai dicatatnya, gak akan bertambah dengan ketakwaan seseorang, gak akan berkurang dengan kefasikan seseorang.
Jadi inti dari point ke 2 yaitu, kita tidak perlu terlalu berharap banyak hal. Karena jelas kita sudah ada yang mengatur, rezeki, harta, dan apapun itu.
Turunkan harapan dan ekspektasimu itu. Jadi kita gak gampang kecewa, gak gampang khawatir, dan gak gampang berharap lebih.
3. Biar gak mudah kecewa, ingat satu ilmu tentang tukang parkir. Nah tukang parkir itu dia punya dia penuh nih garasinya dengan kendaraan, dia enggak bangga, dia enggak sombong.