Suatu ketika, setelah selesai shalat, Rasulullah sempat memanggil Julaibib.
"Julaibib, apakah kamu tidak ingin menikah?'' Rasul bertanya lembut dan tersenyum padanya.
"Ya Rasulullah, siapakah orang yang mau menikahkan putrinya denganku?'' Jawab Julaibib sambil tersenyum.
Nabi menjawabnya dengan senyuman hangat.
Julaibib menyadari bahwa dia tidak punya apa-apa dan, menurutnya tidak ada yang mau menikahi putrinya dengan dia.
Keesokan harinya, Nabi Muhammad bertemu kembali dengan Julaibib.
Saat itu Rasulullah kembali bertanya kepada Julaibib: “Julaibib, apakah kamu mau menikah?”
Dengan jawaban yang sama, Julaibib pun menjawab pertanyaan Rasulullah.
Akhirnya Nabi Muhammad menggandeng tangan Julaibib dan mengajaknya ke rumah pemimpin Anshar yang terkenal memiliki anak yang sangat cantik.
Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di rumah pemimpin Anshar, beliau bertemu dengan ayah wanita cantik tersebut, dan Rasulullah berkata kepada tuan rumah, “Aku ingin menikahi putrimu.”
Ketika pemimpin Anshar itu mendengar perkataan Rasulullah yang hendak menikahi anaknya, ia bergembira dan berkata, `”Alangkah indahnya dan betapa berkahnya!”
“Tapi bukan untukku, tapi untuk Julaibib,” kata Rasulullah.
Pemimpin Anshar terkejut mengetahui putrinya akan menikah dengan pria jelek yang tidak dikenal Nasab, dan mengatakan bahwa pemimpin Anshar tersebut harus segera membicarakan hal ini dengan istrinya.
Sambil mendengarkan diskusi, keluarlah seorang wanita cantik putri pemimpin Ansar.