Menurut buku "200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia" karya Iswara N. Raditya, Abbas Ibnu Firnas melakukan percobaan terbang pertamanya dengan menggunakan bahan sutra yang dibentuk seperti sayap.
Melompat dari menara Masjid Agung Cordoba, dengan mantel atau jubah longgar yang dikeraskan kayu, ia gagal terbang layaknya burung.
Meski mengalami sedikit luka, insiden tersebut menjadi inspirasi awal bagi pembuatan parasut.
Dua puluh tiga tahun kemudian, saat berusia 65 tahun, Abbas Ibnu Firnas melanjutkan eksperimennya.
Kemudian Abbas Ibnu Firnas terbang menggunakan model yang kini dikenal sebagai hang glider.
Meski berhasil berada di udara selama 10 menit, kecelakaan terjadi saat mendarat karena ia tidak melengkapi peralatannya dengan ekor.
Baca Juga: Sobat Gen Muslim Sedang Galau dan Risau? Yuk Amalkan Doa ini agar Segera Bangkit Kembali!
Tulang punggungnya patah dan akhirnya, pada tahun 274 Hijriah atau 887 Masehi, Abbas Ibnu Firnas meninggal dunia.
Teori dasar Abbas Ibnu Firnas mengenai penerbangan pun kemudian disempurnakan menjadi teori awal pembuatan pesawat terbang.
Oleh karena itu, ia diakui sebagai bapak penerbangan atau bapak kedirgantaraan dunia.
Untuk menghormati jasanya, namanya diabadikan sebagai nama sebuah kawah di bulan dan salah satu bandara di Kota Baghdad.
Selain penemuannya dalam penerbangan, Abbas Ibnu Firnas juga mencatat prestasi sebagai orang pertama yang membuat kaca dari batu dan pasir.
Ia juga menciptakan konsep dasar kaca (lensa) sebagai alat bantu baca.