GENMUSLIM.id – Tragedi kecelakaan Kereta di Cikalenka menjadi momen yang menyentuh hati banyak orang, dan banyak orang mempertanyakan nasib manusia.
Dalam perspektif Islam, segala peristiwa Nasib manusia, baik bahagia maupun sedih, erat kaitannya dengan konsep takdir Ilahi, lantas bagaimana dengan kecelakaan kereta di Cicalengka?
Artikel ini mengkaji bagaimana perspektif Islam memandang takdir dan nasib manusia di balik tragedi kecelakaan kereta di Cicalengka.
Baca Juga: Terpaksa Berkendara dengan Non Mahram, Bagaimana Panduannya Bagi Muslimah? Shejek Solusinya
Kronologi Kecelakaan Kereta di Cicalengka
Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber Sabtu, 6 Januari 2024, Tabrakan Kereta Api Turanga (KA) dengan KRL Commuter Line Bandung Raya terjadi pada Jumat, 5 Januari 2024 pukul 06:03 WIB di Cikarenka, Bandung, Jawa Barat.
VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Joni Martinus mengatakan, kecelakaan itu terjadi saat kedua kereta tersebut sedang dalam perjalanan menuju tujuan masing-masing antara KM 181 atau Stasiun Haupuguru dan Stasiun Cikalenka.
Diketahui, KA Turanga yang mengalami kecelakaan meninggalkan Stasiun Surabaya Gubeng menuju Bandung.
Sedangkan KA lokal Bandung Raya berangkat dari Stasiun Padalarang menuju Cicalengka.
"Memang ini terjadi tabrakannya antara rangkaian KA Turangga yang sedang jalan dari arah Cicalengka dengan KA Bandung Raya yang meluncur dari Haurpugur. Jadi kedua kereta api itu tabrakannya di lintas di KM 181," ujar Joni Martinus
Baca Juga: Waspadalah saat Berkendara di Malam Hari! Simak Jalanan Kota Medan Rawan Begal saat Malam!
Perspektif Islam Terhadap Takdir Dari Nasib Manusia
Dalam Islam, konsep Qadha dan Qadar menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah takdir dan keputusan Allah SWT.
Bagaimana kita dapat memahami kecelakaan kereta di Cicalengka melalui kacamata takdir ilahi, dan pelajaran apa yang dapat kita petik dari kejadian ini?
