Sunan Bonang, Perjalanan Panjang Berdakwah dengan Berbagai Pendekatan, Termasuk Menggunakan Alat Musik Bonang

Photo Author
- Rabu, 3 Januari 2024 | 15:06 WIB
Sunan Bonang (Genmuslim.id/Wikipedia)
Sunan Bonang (Genmuslim.id/Wikipedia)

Babad Daha-Kediri mencatat bahwa dalam dakwahnya di wilayah Bhairawa Tantra, Sunan Bonang pernah menggunakan pendekatan yang cenderung bersifat kekerasan.

Baca Juga: Tips Manajemen Waktu ala Imam Syafi'i, Memahami Konsep Pemabgian Waktu Sesuai Surah Al-Asr

Sunan Bonang digambarkan sebagai sosok yang merusak arca-arca yang dipuja oleh penduduk setempat. 

Ia juga melakukan perubahan terhadap aliran Sungai Brantas, menyebabkan beberapa daerah kekurangan air, sementara daerah lain mengalami banjir karena enggan menerima ajarannya.

Akibat dari gaya dakwah yang keras ini, Sunan Bonang dihadapkan pada penolakan masyarakat, baik dalam bentuk konflik maupun pertarungan fisik.

Kegagalan ini juga tercatat dalam Babad Sangkala (1548 Masehi).

Baca Juga: Pentingnya Peran Wali Songo dalam Penyebaran Islam di Jawa, Muslim Harus Tahu Kisah Singkatnya

Merasa perlu untuk mengubah pendekatannya, Sunan Bonang kemudian pindah ke Demak dan menjadi Imam Masjid Agung Demak atas permintaan saudara iparnya, Raden Patah, seorang raja pertama Kesultanan Demak, yang tertulis dalam Hikayat Hasanuddin.

Di Demak, ia menetap di desa bernama Bonang, yang kemudian menjadi asal usul nama yang melekat padanya.

Sunan Bonang menggali pengalaman dari kegagalan dakwahnya di Kediri. 

Ia mulai melakukan pendekatan asimilatif atau peleburan corak Islam dalam budaya Jawa. 

Sunan Bonang fokus pada pengembangan kesusastraan dan kesenian, menghasilkan karya seperti "Primbon Bonang" yang memuat ajaran tasawuf. 

Baca Juga: Seputar Ramadhan 2024: Apa Konsekuensi Belum Lunas Utang Puasa Hingga Ramadhan Berikutnya Tiba? Muslimah Wajib Tau!

Sunan Bonang juga menciptakan "Serat Wujil" yang berisi ajaran rahasia mengenai hakikat ketuhanan.

Salah satu cara yang dilakukan Sunan Bonang adalah melalui permainan alat musik bonang yang terdiri dari enam bagian, dengan simbolisasi rukun iman. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dianti Nur Rahayu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X