GENMUSLIM.id – Dunia merupakan salah satu sarana ujian dari Allah SWT, untuk mengetahui apakah hamba-Nya meletakkan dunia di hatinya (cinta dunia) atau meletakkan dunia di tangannya (Zuhud).
Zuhud bukanlah sifat yang harus meninggalkan segala perkara dunia, melainkan tidak menjadikan perkara dunia sebagai pokok tujuannya, karena kehidupan dunia merupakan sarana menuju kehidupan akhirat.
Sifat zuhud erat kaitannya dengan tasawuf, karena sama-sama membahas tentang kesucian hati dalam menggapai ridho ilahi.
Dalam salah satu kitab kumpulan wirid “Khulashotul Madad An-Nabawi” karangan Al-Imam As-Sayyid AlHabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.
Beliau menuliskan salah satu doa indah dari Imam Abdullah bin Alwi AlHaddad tentang zuhud, agar hati tidak bergantung kepada dunia, dan mampu menundukannya agar tidak berbuat maksiat.
اللّٰهُمَّ أَخْرِجْ مِنْ قَلْبِيْ كُلَّ قَدْرِي لِلدُّنْيَا وَكُلَّ مَحَلٍّ لِلْخَلْقِ يَمِيلُ بِي إِلَى مَعْصِيَتِكَ أَوْ يُشْغِلُنِيْ عَنْ طَاعَتِكَ أَوْ يَحُوْلُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ التَّحَقُّقِ بِمَعْرِفَتِكَ الخَاصَّةِ وَ مَحَبَّتِكَ الخَالِصَةِ.
Latin:
Allahumma akhrij min qalby kulla Qadri liddun-ya wa kulla mahallil lilkholqy yamiilu bii ila ma’shiyatika aw yushghilunii ‘an thoo’atika aw yahuulu baynii wa baynat-tahaqquqi bima’rifatikal-khosshoh wa mahabbatikal-khoolishoh
Artinya: “Ya Allah, keluarkanlah dari hatiku setiap kadar ketergantungan kepada dunia, dan setiap tempat bagi makhluk yang cenderung mendorongku untuk bermaksiat kepada-Mu, atau yang menyibukkanku dari taat kepada-Mu, atau segala yang menghalangiku dari mengenal-Mu, atau dari ketulusan dalam mencintai-Mu.”
Itulah salah satu doa dari Imam Abdullah bin Alwi AlHaddad yang dapat diamalkan setiap selesai sholat fardhu oleh siapapun.
Agar hati tidak mencintai dunia, lalu siapakah Imam Abdullah bin Alwi AlHaddad tersebut?