Hal ini bertujuan agar anak terkontrol dengan baik.
5. Menegur anak dengan kalimat yang baik dan tidak menghardiknya
Hendaknya orang tua bertutur kata yang baik dan tidak terlalu keras ataupun menekan ketika menegur.
Karena solusi terbaik dalam mencegah kemungkaran adalah dengan cara yang halus dan lembut.
Jika tidak, maka akan membuat kemungkaran itu menjadi lebih besar.
Santri putri pengagum ilmu fiqih itu juga mengatakan, jika orang tua tidak boleh terlalu menghardik anak ataupun memarahinya. Karena jika itu sering terjadi akan membuat anak meremehkan teguran dan sering melakukan.
"Jadi segala sesuatunya itu harus, seperti halnya obat. Obat atau nasehat ataupun teguran itu penting bagi seorang anak. Tetapi jika terlalu sering, maka dia itu akan kebal terhadap obat tersebut," jelasnya
Penjelasan tersebut mengibaratkan sebuah teguran nasehat ataupun kritikan Yang diberikan terlalu sering akan membuat anak acuh terhadap orang tuanya.
Maka dari itu orang tua perlu membuat batasan-batasan yang rasional dan konsisten serta memberi tantangan yang sekiranya mampu dilakukan oleh sang anak.
6. Tidak melarang anak bermain
Jika orang tua terlalu menekan anak agar selalu belajar dan tidak memberi kesempatan anak untuk bermain.
Maka hal itu akan membunuh minat sang anak terhadap pembelajaran dan selamanya ia akan mencari cara lain untuk bisa lari dari pembelajaran tersebut.
Karena ia menganggap belajar itu sulit dan masalah yang tidak menyenangkan, sehingga membuat sang anak tidak ingin belajar dan menjauhinya.
Putri kiai Lirboyo itu juga menyampaikan bahwa Imam Ghazali juga menyarankan kepada para orang tua agar memberikan waktu bermain atau permainan yang dapat menghibur sang anak setelah mereka selesai belajar.