Saat perang Tabuk, ia menyumbangkan harta yang besar untuk keperluan perang, termasuk 1000 dirham, 950 ekor unta, dan 10 ekor kuda.
Salah satu kisah inspiratif Utsman adalah saat ia berusaha membeli sebuah sumur di Madinah yang airnya sangat dibutuhkan oleh kaum Muslimin.
Meskipun orang Yahudi pemilik sumur menolak penjualan, Utsman dengan bijak menawar kepemilikan sumur secara bergantian dengan pemiliknya.
Akhirnya, sumur tersebut menjadi milik Utsman dan ia mewakafkannya untuk kepentingan umat Islam di Madinah.
Utsman juga mengalami duka saat istri pertamanya, Ruqayyah, meninggal dunia pada tahun kedua Hijriah.
Namun, pada tahun keempat Hijriah, Rasulullah menikahkan Utsman dengan putri ketiganya, Ummu Kultsum binti Muhammad.
Dengan pernikahan tersebut, Utsman mendapat julukan "Dzun Nurain" karena ia menikahi kedua putri Nabi.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Utsman bin Affan memainkan peran penting dalam memimpin umat Islam.
Baca Juga: Navigasi Orang Tua dalam Mendidik Anak, Kenali 4 Parenting Style dan Temukan yang Paling Efektif!
Ia menjadi khalifah ketiga setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Selama masa kepemimpinannya, Utsman memperluas Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Ia juga memerintahkan pengumpulan Alquran dalam satu mushaf, menjaga kesatuan teks suci Islam.
Utsman bin Affan, pemilik dua cahaya dalam Islam, meninggal dunia pada tahun 35 Hijriah.
