Usia Baligh dalam Fiqih Islam: Arti, Tanda-Tanda, dan Konsekuensi Hukumnya, Muslim Wajib Tahu!

Photo Author
- Jumat, 29 September 2023 | 20:42 WIB
Tentang konsep usia baligh dalam Islam, tanda-tandanya, dan dampak hukumnya. (GENMUSLIM.id/dok: Istimewa)
Tentang konsep usia baligh dalam Islam, tanda-tandanya, dan dampak hukumnya. (GENMUSLIM.id/dok: Istimewa)
 
GENMUSLIM.id - Dalam ilmu fiqih Islam, usia baligh (atau balighan) merujuk pada usia di mana seorang anak menjadi dewasa secara hukum dan mulai bertanggung jawab atas tindakan dan ibadahnya. 
 
Dilansir Genmuslim dari berbagai sumber Jumat, 29 September 2023 bahwa usia baligh memiliki banyak implikasi dalam hukum Islam, seperti kewajiban menjalankan ibadah tertentu, tanggung jawab hukum, dan pernikahan. Artikel ini akan menjelaskan beberapa aspek usia baligh dalam ilmu fiqih.


Apa itu Usia Baligh
Usia baligh adalah usia dimana seseorang mencapai kedewasaan fisik dan mental, sehingga dia dianggap dewasa dalam hukum Islam. Di bawah hukum Islam, usia baligh didefinisikan oleh tanda-tanda fisik tertentu dan juga oleh usia. 

Baca Juga: Cerpen IsIam: Langkah Ahmad Menuju Usia Baligh

 
Tanda-tanda fisik yang menjadi indikator baligh antara lain:

Haid (menstruasi): Bagi seorang perempuan, tanda paling umum usia baligh adalah saat dia mengalami menstruasi pertamanya. Menstruasi pertama ini menandai bahwa dia telah mencapai kedewasaan biologis.

Ihtilam (mimpi basah): Bagi seorang laki-laki, salah satu tanda baligh adalah ketika dia mengalami mimpi basah atau ihtilam, yang menandakan bahwa dia telah mencapai kedewasaan seksual.

Usia: Selain tanda-tanda fisik, ada juga usia tertentu yang dianggap sebagai usia baligh. Sebagian besar ulama sepakat bahwa jika seseorang mencapai usia 15 tahun, dia dianggap baligh. Namun, ada variasi pendapat di antara berbagai mazhab (aliran hukum) dalam Islam tentang usia baligh ini.
 
Baca Juga: Meraih Berkah dalam Setiap Gerakan: Mengamalkan Fiqih Sunnah di Bidang Ibadah dan Perilaku

Konsekuensi Hukum
Setelah mencapai usia baligh, individu dianggap bertanggung jawab secara hukum atas tindakan mereka. Beberapa konsekuensi hukum dari mencapai usia baligh antara lain:

Shalat: Setelah mencapai usia baligh, seseorang diwajibkan untuk menjalankan shalat lima waktu secara rutin. Shalat adalah salah satu tiang agama Islam dan kewajiban utama yang harus dilakukan oleh setiap Muslim.

Puasa Ramadhan: Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang telah mencapai usia baligh. Selama bulan Ramadan, Muslim diwajibkan untuk berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Zakat: Jika seseorang memiliki harta yang mencapai nisab (jumlah minimum harta yang diwajibkan untuk dikeluarkan zakat), maka dia wajib membayar zakat. Zakat adalah salah satu cara untuk mendukung kaum miskin dan memperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat.

Haji: Jika seseorang memiliki kemampuan fisik dan finansial, dia diwajibkan untuk melakukan ibadah haji ke Makkah setidaknya sekali seumur hidup.
 
Baca Juga: Muslim Wajib Tahu: Intip Rahasia Mendidik Anak ala Nabi Muhammad SAW, Orang Tua Wajib Mencontohnya!

Jihad: Jihad dalam Islam dapat berarti berjuang untuk kebaikan, mengalahkan hawa nafsu, atau melawan kezaliman. Namun, jihad dalam arti perang hanya diperbolehkan dalam keadaan tertentu dan harus diatur dengan ketat sesuai dengan hukum Islam.

Menjauhi Hal-Hal Haram: Setelah mencapai usia baligh, seseorang diharapkan untuk menjauhi hal-hal yang diharamkan dalam Islam, seperti konsumsi alkohol, perjudian, dan perilaku tidak bermoral lainnya.

Menjaga Kehormatan dan Moralitas: Seseorang juga diharapkan untuk menjaga moralitas dan kehormatan diri, termasuk menjaga diri dari perbuatan zina dan perilaku tidak senonoh lainnya.
***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Febrilian Zulrahman, S. Kom

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X