Kegagalan ini bisa terjadi dalam berbagai situasi, baik di tempat kerja, dalam hubungan interpersonal, maupun dalam lingkungan sehari-hari.
Pada beberapa penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatri di rumah sakit, sementara lainnya tidak mendapatkan perawatan semacam itu.
Lalu, bagaimana gangguan mental menurut perspektif islam?
Berdasarkan Jurnal Syifa Medika Edisi Maret, gangguan mental memiliki titik kunci yaitu penurunan fungsi mental yang berpengaruh pada perilaku yang tidak wajar.
Hal ini sesuai dengan yang termaktub di dalam Al-Quran, tepatnya pada Surat Al-Baqarah Ayat 10, yaitu sebagai berikut:
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ
Fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum ‘ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụn
Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
Penyakit yang dimaksudkan disini yaitu kelemahan keyakinan terhadap kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang kemudian menciptakan perasaan kedengkian, iri hati, dan dendam terhadap nabi, agama, dan orang-orang Islam.
Baca Juga: Seputar Perenting: 3 Kiat agar Anak Terhindari dari Fitnah Akhir Zaman, Dijamin Orang Tua Selamat
Adapun ciri-ciri mental yang tidak sehat yaitu sebagai berikut:
- Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
- Perasaan tidak aman (insecurity)
- Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence)
- Kurang memahami diri (selfunderstanding)
- Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
- Ketidakmatangan emosi
- Kepribadiannya terganggu
Kesimpulannya, gangguan mental dalam perspektif islam tidak jauh berbeda dengan pandangan para ahli kesehatan mental pada umumnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa agama Islam memiliki peran yang penting dalam membantu manusia dalam menangani mental yang tidak sehat dan menjaga kesehatan mental.
Beberapa bentuk ibadah dalam Islam memiliki efek positif pada kesehatan mental, dan proses ini dikenal sebagai psikoterapi melalui ibadah.
Dengan menjalankan praktik-praktik ibadah yang dianjurkan dalam islam, kita dapat merasakan manfaat yang luar biasa dalam upaya mengatasi gangguan mental dan memelihara kesehatan mental.***