Baca Juga: Cerpen Islam: Teriakan Kiamat Sugra Ketika Bencana Membuka Mata
Di Bengkulu, Nasution tinggal di sebuah rumah yang jaraknya sangat dekat dengan tempat pengasingan Soekarno pada saat itu.
Soekarno merupakan salah satu tokoh yang membuat Nasution menyukai dunia politik, hal ini dibuktikan dengan adanya buku-buku yang dikoleksi oleh Nasution bertuliskan nama penulis Soekarno.
Singkat cerita, sejak Nasution hidup berdekatan dengan Soekarno, ia sering kali mengunjungi kediamannya untuk saling berdiskusi atau belajar tentang dunia politik.
Hingga Nasution mulai terjun di dunia politik dan pada saat itu terjadilah peristiwa G30S PKI yang tengah mencari tujuh Perwira Angkatan Darat anti-komunis.
Nasution merupakan salah satu orang yang anti terhadap Partai Komunis Indonesia.
Tepat dini hari tanggal 1 Oktober 1965, pasukan Gerakan 30S-PKI mendatangi kediaman Nasution yang berada di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng, Jakarta Pusat.
Pada saat itu penjaga rumah Nasution dan seisi rumahnya tengah tertidur, hanya ada satu penjaga yaitu Sersan Ishaq yang tidak tidur, namun ia tidak curiga atas kedatangan mobil yang melintas di hadapan rumah Nasution.
Selang beberapa waktu, gerakan 30S-PKI yang dipimpin pasukan Letnan Arief mulai memasuki rumah Nasution dengan cara melompat pagar.
Baca Juga: Puisi: Aksara Sendu, Bercerita Tentang Harapan Seseorang Yang Telah Lama Disimpan Dengan Sia-Sia
Terdapat sekitar 15 tentara yang sudah menghadang dan siap siaga menculik Nasution.
Pada saat itu, awal kecurigaan diketahui oleh istri Nasution yang mendengar pintu rumah seperti dibuka secara paksa.
Tak lama kemudian terdengar suara tembakan yang pelurunya jatuh tepat ke pintu kamarnya.
Johanna Sunarti selaku istri Nasution kemudian membangunkan suaminya untuk segera melarikan diri.