Dalam kitab Qishashul Anbiya, Imam Ibnu Katsir mengisahkan manakala perbekalan kurma dan airnya habis, sudah barang tentu mereka kehausan.
Siti Hajar pun berjalan ke bukit Sofa. Ia melihat ke sekitar dari situ, tak ada seorang pun. Ia pun kembali ke lembah semula. Ia pun menyingsingkan lengan bajunya.
Kemudian berlari kecil sampai pada Marwah. Ia berdiri dan melihat ke sekitar dari situ. Namun, tak ada seorang pun yang dia lihat.
Bolak-balik demikian sampai tujuh kali. Ia berupaya untuk terus menghidupi putranya dengan segenap kekuatan mencari dan terus mencari penghidupan.
Sampai kemudian memancar air zamzam di dekatnya berkat upaya menciduk air dari kantongnya. Dari situlah, ia dapat kembali bisa minum dan menyusui putranya.
Jamaah shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah swt
Kisah tersebut menunjukkan betapa perjuangan seorang ibu dalam mengasuh anaknya seorang diri sangat luar biasa.
Ia demikian sabar dalam menghadapi salah satu ujian yang teramat berat baginya dari Allah swt, yaitu ditinggalkan sang suami.
Ia memahami, bahwa suaminya, yaitu Nabi Ibrahim meninggalkannya bersama putranya yang masih bayi bukanlah karena kehendak sendiri, melainkan atas perintah Allah swt.
Karenanya, ia menjalani hal tersebut dengan penuh kesabaran. Sabar jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tabah, tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak terburu nafsu.
Demikianlah Siti Hajar berlaku menghadapi cobaannya. Ia dengan tenang sembari tetap berupaya mencari solusi atas problem yang tengah dihadapinya.
Tidak ada pikiran baginya untuk tidak berupaya menjaga bayinya tersebut. Sedemikian sabarnya ia merawat titipannya tersebut sampai bolak-balik dari bukit satu ke bukit lain sampai tujuh kali.
Bersabar atas perintah Allah swt untuk tinggal di tempat tersebut. Pun bersabar untuk tidak membangkang dari perintah-Nya.
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Anfal ayat 46. وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ
Artinya, “Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.”