GENMUSLIM.id – Tentara Ukraina semakin banyak menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok Amerika Serikat untuk menargetkan lapangan udara dan kapal perang Rusia dalam wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
Namun, Washington melarang Ukraina memperluas serangannya ke wilayah Rusia, sehingga akhirnya Ukraina menahan diri untuk membalas serangan musuh.
Rusia saat ini menciptakan situasi serupa pada awal tahun 2022, melintasi perbatasan utara, menduduki desa-desa dan kota-kota kecil mencapai jalan lingkar di perbatasan Kharkiv.
Para pejabat Ukraina mengatakan bahwa Rusia sebelumnya telah menyerang sebuah pusat perbelanjaan pada hari Sabtu, 18 Mei 2024 di Kharkiv dengan bom luncur.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 6 orang dan 40 korban luka-luka.
Dalam seminggu terakhir, pasukan Kyiv Ukraina melancarkan tiga serangan menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS).
Serangan udara ini menghantam sistem pertahanan udara dan kapal rudal di wilayah pendudukan Rusia di timur dan selatan Ukraina.
Ukraina berharap serangan tersebut bisa mengurangi kemampuan Moskow untuk melakukan operasi militer dan akan membantu meringankan pasukan yang berjuang untuk menahan kemajuan Rusia di lapangan.
Namun, Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya hanya mengijinkan penembakan senjata Barat yang mana pada wilayah pendudukan Rusia di Ukraina, bukan ke wilayah Rusia sendiri, karena takut akan meningkatkan perang.
Warga yang mengungsi dengan mobil mengungsi mengatakan situasi di Lyptsi, sebuah kota di Ukraina, tidak terlihat baik.
“Selama tiga hari terakhir mereka menembaki kami setiap 10 menit,” kata Halyna Surina, yang melarikan diri pada Minggu sore, 19 Mei 2024. “Ada artileri, bom pesawat, dan drone yang datang, Saya yakin suara helikopter yang saya dengar itu bukan helikopter kami.” Terangnya dengan suara bergetar.
Kota Lyptsi Ukraina akan diambil alih, warga akan diungsikan ke wilayah Kharkiv yang lebih dekat dan aman dari jangkauan artileri perang. Namun, pengambilalihan Lyptsi ini membuat para pejabat Ukraina mengeluhkan kebijakan tersebut karena Moskow mungkin akan melancarkan serangan dari dalam Rusia.