Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan kepada The Economist bahwa Ukraina kemungkinan hanya menggunakan senjata-senjata ini terhadap sasaran militer yang sah di wilayah Rusia membuat mereka kesulitan mereka untuk mempertahankan diri.
Hal ini karena Ukraina tidak memproduksi senjata jarak jauh yang kuat, sehingga bergantung pada sekutu Baratnya untuk mendapatkannya.
Pada akhirnya, keputusan Joe Biden akhirnya berubah. Sebelumnya, Biden secara tegas tidak mengijinkan Ukraina menggunakan senjata Amerika untuk melakukan penyerangan terhadap Rusia.
Namun, empat pejabat Amerika Serikat mengungkapkan pada Kamis, 30 Mei 2024 bahwa Joe Biden telah diam-diam memberi pasokan senjata Amerika untuk menyerang berbagai sasaran militer di Rusia.
Zelensky, Presiden Ukraina berterima kasih kepada Gedung Putih, dengan mengatakan di media sosial bahwa paket tersebut mencakup “rudal jarak jauh yang sangat dibutuhkan.”
Rudal-rudal tersebut memungkinkan Ukraina untuk menyerang pos-pos logistik dan komando jauh di belakang garis pertahanan Rusia.
Bahkan seminggu terakhir ini, tentara Ukraina mengatakan mereka telah menyerang pelabuhan Sevastopol di Krimea dan merusak sebuah kapal rudal kecil.
Pada awal bulan Mei, pasukan Ukraina telah menyerang sistem pertahanan udara Rusia di dekat pangkalan udara di Krimea. ***