“sekarang tidak dapat diakses karena operasi militer yang sedang berlangsung,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
“Itu adalah zona pertempuran aktif. Peluru beterbangan, jadi tidak terdengar fasih, sehingga mereka tidak punya akses ke area tersebut. Tapi yang jelas… pihak-pihak yang berkonflik sedang berperang,” tambah Dujarric.
Dampak dari penyerangan Rafah ini menjadikan bantuan pangan ditangguhkan dan masyarakat sipil Palestina tidak memiliki bahan pangan.
Pada hari Senin 20 Mei 2024, Edem Wosornu, selaku direktur operasi kantor kemanusiaan PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penyeberangan Rafah tetap ditutup dan tidak dapat diakses untuk pengiriman bantuan kemanusiaan dan bahan bakar sejak 17 Mei 2024
“Sekitar 82.000 metrik ton pasokan terdampar di sisi penyeberangan Mesir. Makanan di sana rusak, dan obat-obatan kadaluarsa,” Ucap Edem.
“Operasi kemanusiaan di Gaza hampir gagal,” kata Abeer Etefa, juru bicara WFP. Jika makanan dan pasokan lainnya tidak kembali masuk ke Gaza “dalam jumlah besar, kondisi seperti kelaparan akan menyebar,” tambahnya.
Alasan surat penangkapan kejahatan perang yang dikeluarkan oleh ICC untuk pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant adalah salah satunya karena menggunakan kelaparan sebagai peperangan.
Surat penangkapan kejahatan perang ini mendapatkan banyak dukungan dari negara-negara sekutu Israel sendiri seperti Perancis, Belgia.***