Korban bukan hanya anggota Hizbullah dan warga sipil saja, namun juga termasuk anak-anak dan tenaga kesehatan.
Dikutip GENMUSLIM dari theguardian.com pada Jumat, 20 September 2024, banyaknya korban jiwa akibat ledakan tersebut menjadikan rumah sakit di Lebanon kewalahan.
Bahkan, sebuah rumah sakit lapangan didirikan di Tyre untuk menampung korban.
Ledakan tersebut terjadi menyusul konflik yang sedang memanas antara Israel dan Lebanon.
Sebelumnya, Israel telah memberikan pengumuman bahwa mereka akan menargetkan perbatasan utara dekat Lebanon sebagai bagian dari kampanye militer mereka.
Hizbullah menyalahkan Israel atas kejadian ini dan bersumpah akan membalasnya.
Namun, otoritas Israel belum memberikan tanggapan terkait ledakan pager di Lebanon tersebut.
Meski kejadian ini menjadi bencana yang sangat mengguncangkan, Firass Abiad berusaha melihat hal positif dari apa yang telah terjadi.
“Namun, ada hikmahnya karena kita telah melihat persatuan rakyat Lebanon dan profesionalitas para dokter dan perawat yang melaksanakan tanggung jawab mereka,” kata Abiad.
Meskipun demikian, kasus ledakan pager di Lebanon tetap mimpi buruk yang tidak hanya bagi otoritas militer setempat saja, namun juga bagi semua lapisan masyarakat. ***