Meskipun Sultan Abdul Hamid menawarkan untuk membeli dalam jumlah kecil, pedagang tersebut tetap menunjukkan sikap tak acuh.
Namun, di tengah percakapan tersebut, Sultan mengetahui bahwa ada seorang dermawan yang memberikan sejumlah uang kepada pedagang daging untuk dibagikan kepada orang miskin yang tidak mampu membeli daging.
Sultan Abdul Hamid kemudian memberikan sekantong uang kepada pedagang tersebut dan memintanya untuk memberikan daging kepada orang miskin tanpa memungut biaya apapun.
Sultan juga meminta pedagang itu untuk memberitahu dermawan yang telah membantunya untuk datang menemuinya di istana.
Setelah Sultan Abdul Hamid meninggalkan kios, pedagang daging itu masih kebingungan tentang siapa sebenarnya orang yang telah datang ke tokonya.
Namun, saat Kasimpasa, seorang pejabat kerajaan, memberi tahu bahwa orang yang baru saja menemuinya adalah Sultan Abdul Hamid 2, pedagang tersebut terkejut.
Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Sultan yang biasanya berada di istana, hari itu turun ke pasar untuk memastikan sendiri keadaan rakyatnya dan memberikan solusi terkait masalah yang dihadapi.
Kisah ini menggambarkan betapa besar tanggung jawab seorang khalifah dalam Islam.
Pemimpin yang adil harus berperan aktif dalam memastikan kebutuhan dasar rakyatnya terpenuhi, bahkan jika itu berarti turun langsung ke lapangan.
Sikap empati dan tanggung jawab Sultan Abdul Hamid 2 menjadi teladan bagi para pemimpin, bahwa keadilan dan kesejahteraan rakyat harus selalu menjadi prioritas dalam setiap kebijakan yang diambil. ***