Tanggapi Genosida di Palestina, Anwar Ajak PM New Zealand Bersatu Menyerukan “Gencatan Senjata Segera"

Photo Author
- Kamis, 5 September 2024 | 11:36 WIB
Potret Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bertemu dengan PM New Zealand (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Twitter @anwaribrahim)
Potret Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bertemu dengan PM New Zealand (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Twitter @anwaribrahim)

GENMUSLIM.id - Merespon genosida di Palestina yang tak juga menemui titik terang, Selandia Baru dan Malaysia mengatakan akan bersatu.

Dikutip GENMUSLIM dari Quds News Network pada Kamis, 5 September 2024, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bersama mitranya dari New Zealand Christoper Luxon menyerukan "gencatan senjata segera" di Gaza untuk menemukan solusi dua negara.

Pada konferensi pers, Chris Luxon mengatakan bahwa Selandia Baru (NZ) dengan Malaysia meagajak semua pihak untuk melakukan perundingan.

Hal ini untuk menyerukan gencatan senjata dan mencari solusi antara Palestina dengan Israel yang saat ini masih berlangsung di Gaza.

Baca Juga: WHO Targetkan Vaksin Polio di Tengah Suasana Perang Genosida di Palestina Kepada Anak Gaza, Israel Tak Peduli

Pada upayanya bersatu dengan negara Malaysia, Christoper Luxon melakukan kunjungan selama tiga hari ke Malaysia.

Sementara itu, Anwar Ibrahim mengatakan terdapat beberapa negara yang kurang menggaungkan gencatan senjata.

Anwar menyebut negara Amerika Serikat seharusnya bisa menjadi pengaruh paling besar untuk menghentikan perang antara dua negara.

Menurutnya, prospek gencatan senjata saat ini kurang diperhatikan karena minimnya dukungan dari berbagai negara.  

"Satu-satunya harapan adalah melibatkan Amerika Serikat untuk mengambil sikap yang lebih kuat," kata Anwar.

Baca Juga: Berita Palestina Terupdate: Benjamin Netanyahu Sebut Tidak Akan Mengakhiri Perang Sampai Hamas Berhenti

Bahkan di negara Inggris, mereka terlihat tidak berpihak pada kesengsaraan rakyat Gaza yang dihujam habis-habisan oleh militer Israel.

Baru-baru ini, pihak berwenang Inggris mencabut visa dana Abu Qomar seorang mahasiswa hukum Palestina yang berusia 20 tahun.

Hal ini dikarenakan, Abu Qomar secara terang-terangan mengatakan dukungannya terhadap Gaza di Universitas Manchester.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Quds News Network

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X