GENMUSLIM.id - Israel Defens Forces atau IDF sering dipuji sebagai kekuatan militer Israel yang tangguh, tetapi kini mulai terlihat melemah dalam berperang di Gaza.
Setelah kemarin banyak tantara yang mengundurkan diri secara massal kini kelemahan militer Israel menjadi sorotan.
Militer Israel disinyalir memiliki kekuatan yang besar dalam perang melawan Gaza, tetapi karena tanpa persiapan dan pelatihan yang memadai hal ini menjadi masalah yang serius bagi militer Israel.
Banyaknya personel tantara yang mengundurkan diri membuat IDF harus merekrut tantara baru yang minim pengalaman sehingga mengurangi efektivitas operasi militer Israel.
Dilansir GENMUSLIM melalui channel YouTube Kabar Langit menyatakan bahwa sebanyak 17% tantara IDF kena penyakit mental usai tempur di medan perang dan mengganggu operasi militer Israel.
Baca Juga: Israel Menderita Kekurangan Tank akibat Perlawanan dari Pejuang Palestina, Mulai Mengaku Kalah
Hal ini mencerminkan buruknya struktur internal dalam tubuh militer Israel. Selain itu sering terjadi diskriminasi diantara anggota militer terutama terhadap prajutit non Yahudi.
Ditambah lagi dengan penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi menjadi daftar panjang masalah dalam militer Israel.
Banyak prajurit IDF yang tidak menarima pelatihan yang memadai untuk situasi tempur kompleks menunjukkan lemahnya struktur pelatihan IDF.
Akhir-akhir ini operasi militer Israel menuai kritik dari berbagai belahan dunia akibat beberapa kali menyerang Gaza di zona aman. Hal ini membuktikan betapa tidak bermoralnya tantara Israel dalam menjalankan operasi militer.
Operasi militer Israel terkenal dengan kekejamannya dan mendapat sorotan internasional atas tindakan yang tidak sesuai standar moral dan hukum internasional.
Baca Juga: Palestina Merdeka? Perwakilan Israel Telah Tiba di Mesir Untuk Membahas Gencatan Senjata di Gaza
Laporan dari oraganisasi hak asasi manusia menunjukkan bahwa IDF sering melakukan tindakan yang melanggar hukum internasional seperti serangan terhadap warga di sipil di beberapa tempat pengungsian Palestina.
Tindakan tersebut tidak hanya merusak reputasi IDF di mata internasional tapi juga menciptakan ketegangan internal mengenai siapa yang harus bertanggung jawab atas tindakan brutal tersebut.