GENMUSLIM.id - Senin malam kemarin, rupanya Israel memutuskan untuk menggempur Rafah.
Kurang lebih 1,6 Juta orang yang tinggal di sana, di tempat yang sudah tidak luas lagi.
Namun, kini tempat tersebut menjadi tidak aman karena zionis telah membunuh warga sipil dan para relawan bahkan di tempat-tempat yang dianggap aman.
Yang dilakukan Israel bukan lagi perang, tapi genosida atau pembantaian di Palestina.
Setelah melakukan pembantaian 34.000 lebih warga Palestina di Gaza, PM Israel Benyamin Netanyahu memerintahkan tentaranya merangsek masuk ke Rafah dengan alasan menggempur Hamas.
Baca Juga: Ada 6 Cara yang Bisa Kita Lakukan untuk Menolong Palestina, Nomor 6 Mudah juga Paling Ampuh!
Penyerangan ini dilakukan rupanya tanpa persetujuan AS. Yang lebih parah lagi, harinya berdekatan dengan hari perundingan gencatan senjata dengan Hamas.
Dikutip dari postingan Instagram onedayonejuz oleh GENMUSLIM.id pada Jumat, 10 Mei 2024 bahwa tindakan ini menyulut protes bukan hanya dari Negeri Paman Sam, melainkan juga dari WHO, PBB, dan organisasi multinasional lainnya.
Bahkan China mengeluarkan pernyataan langsung dari Beijing melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian.
"China dengan tegas menyerukan kepada Israel untuk memperhatikan tuntutan besar masyarakat internasional, berhenti menyerang Rafah, dan melakukan apa pun untuk menghindari bencana kemanusiaan yang lebih serius di Jalur Gaza," sebagaimana dikutip AFP.
Dan benar saja, serangan Israel ini telah menewaskan orang-orang sipil dan puluhan terluka.
Seorang koresponden AFP menyebut pemboman besar-besaran terjadi pada malam hari. Itu mungkin sebabnya banyak yang terluka karena tak sadar diserang Israel.
Saat ini warga Gaza terus mencari cara agar berada di tempat yang tidak tersentuh bom, meski sudah tidak terlihat tempat yang aman disana.