GENMUSLIM.id – Tingkah polah Israel di wilayah perbatasan Mesir dengan Palestina memicu amarah pemerintah Mesir.
Amarah ini tak lepas dari pergerakan militer Israel yang seolah mendesak warga Jalur Gaza, Palestina untuk pindah ke wilayah Sinai.
Pihak Kairo mengaku akan membatalkan penjanjian normalisasi dengan Israel jika kondisi ini terus berlanjut.
Setelah menyerang Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu, Israel memerintahkan warga Palestina di wilayah utara Gaza untuk pindah ke selatan.
Israel menetapkan wilayah Selatan sebagai ‘safe zone’ alias wilayah aman.
Baca Juga: Palestina – Indonesia: Solidaritas Abadi dalam Perjuangan Menuju Keadilan dan Kemerdekaan
Namun kenyataan di lapangan berbeda, militer Israel menyerang konvoi pengungsi, meluncurkan peluru artileri, serta menyerang wilayah aman hingga akhirnya melancarkan invasi besar-besaran ke Jalur Gaza selatan pada 1 Deember 2023.
Serangan tersebut tentu membuat ribuan warga Palestina terdesak. Mereka pun menuju perbatasan Palestina-Mesir di selatan di mana bangunan sementara telah didirikan sebagai perlindungan.
Kondisi tersebut dilaporkan menyulut amarah para pejabat Mesir.
Mereka mengungkapkan ketidaksiapan Mesir menerima ratusan ribu pengungsi dan mengatakan bahwa pengungsian mereka hanya akan menjadi simbol berakhirnya perjuangan Palestina.
"Warga Palestina ini akan menjadi masalah permanen Mesir," menurut seorang pejabat Mesir sebagaimana dikutip oleh Israel Hayom.
Menurut surat kabar Israel tersebut, ancaman dari Mesir tersebut telah disampaikan dalam serangkaian pembicaraan antara pejabat senior Mesir dan Israel.
Dan kemudian dikomunikasikan kepada seluruh elit politik-keamanan di Israel.