GENMUSLIM.id – Perang yang masih terus terjadi antara Palestina dan Israel membuat sejumlah negara tetangga menjadi resah dan lambat laun akan membuat beberapa negara sekitar akan diklaim oleh Israel.
Peperangan Palestina dan Israel ini akan diprediksi hingga bulan kelima dari mulainya perang pada 7 Oktober 2023 tahun lalu.
Tentara Israel telah meluluhlantakkan kota Gaza Palestina, sekolah, rumah sakit dan rumah-rumah sudah rata dengan tanpa akibat peperangan ini.
Dilansir oleh Genmuslim.id dari Spirit of Aqsa Jumat, 9 Februari 2024. Dari saluran resmi Israel pada Channel 11, mengungkapkan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken telah mendapatkan konfirmasi selama dalam pertempuran.
Dengan adanya kepemimpinan politik Israel bahwa Tel Aviv tidak akan bergerak di Rafah pada Jalur Gaza bagian Selatan dan wilayah Sisi Philadelphia (garis batas Salahuddin) tanpa koordinasi dengan Mesir.
Disusul dengan adanya pemberitaan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya telah memberikan sebuah instruksi kepada tentara Israel untuk bergerak di Rafah.
Dari saluran resmi Israel, Blinken memberi pernyataan adanya kekhawatirannya tentang operasi yang akan datang di kota Rafah.
Ia juga akan mengklaim ingin mengurangi kerugian yang dialami warga sipil di Gaza Palestina. Blinken mengaku telah mendapatkan pesan dari Israel bahwa, “Tidak dekati poros Philadelphia yaitu dekat bagian selatan kota Rafah.”
"Ada banyak orang di sana, dan kami sedang bekerja untuk menemukan solusi bagaimana caranya mengevakuasi penduduk," tambah Blinken.
Selain Tidak dekati poros Philadelphia, Ia juga meminta Netanyahu untuk menemukan solusi masalah larangan bantuan kemanusiaan masuk ke jalur Gaza Palestina melalui Kerem Shalom.
Dari Channel 11 Israel mengindikasikan bahwa” tidak adanya operasi di Rafah akan dilakukan dalam waktu dekat, karena pertama-tama, penduduk harus dievakuasi terlebih dahulu.”
Dikarenakan Israel tidak akan bisa bertindak ketika ada 1,2 juta penduduk Gaza di wilayah itu, maka akan dikemanakan penduduk Rafah akan dievakuasi?