Tahap Kritis Palestina: Bantuan Tertahan, Lapar dan Dingin Membunuh Warga Gaza di Tengah Serangan Israel

Photo Author
- Rabu, 7 Februari 2024 | 21:09 WIB
Warga Palestina Diserang Lapar dan Dingin Akibat Bantuan Tertahan di Tengah Serangan Israel ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Siti Wardah Yuningsih/Middle East Eye))
Warga Palestina Diserang Lapar dan Dingin Akibat Bantuan Tertahan di Tengah Serangan Israel ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Siti Wardah Yuningsih/Middle East Eye))

Meskipun Israel menyebutkan bahwa 500 truk bantuan masuk setiap hari, angka tersebut seharusnya mencapai lebih dari 60 ribu truk dalam 120 hari, namun kenyataannya tidak demikian.

Bantuan yang berhasil masuk ke Gaza tidak diizinkan mencapai bagian utara.

Bagian Utara Gaza lebih dekat dengan perbatasan Erez dan berbatasan langsung dengan Israel.

Baca Juga: Sejumlah 30.000 Yahudi Israel Berbondong bondong meninggalkan Tel Aviv, Kenapa? Ini Alasannya Simak di Sini!

Kondisi jalan yang rusak akibat serangan Israel tak memungkinkan truk dari mencapai utara Gaza, sehingga membuat bantuan tertahan.

Meskipun negara-negara penengah seperti Jordania, Qatar, Perancis, dan Amerika berupaya membuka perbatasan Rafah melalui perundingan dengan Mesir, bantuan yang akhirnya masuk masih belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Gaza.

Ditambah lagi pemukim ilegal Israel sayap kanan melakukan protes di pelabuhan Ashdod pada Kamis, Februari 2024 menolak masuknya truk-truk bantuan ke Gaza.

Di tengah kondisi kritis penduduk Gaza, terdapat laporan pungutan liar sebesar Rp78,6 juta per truk yang harus dibayarkan lembaga sosial kepada Badan Intelijen Umum (GIS) Mesir untuk mempercepat masuknya bantuan ke Gaza.

Sudah 123 hari serangan berlanjut di Gaza, dengan kelaparan dan kedinginan dan kehausan menjadi senjata tambahan bagi Israel dalam upaya membunuh warga Palestina. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Qudsnen, Middle East Eye, al jazeera, middle east monitor

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X