GENMUSLIM.id- Berbagai negara di belahan dunia masih memperjuangkan kebebasan untuk Palestina, termasuk di Eropa yang masih mencegal Israel untuk berpartisipasi di berbagai sektor, dan kali ini, Eurovision.
Sejumlah politisi menyurati penyelenggara Eurovision untuk mengucilkan atau mengeluarkan Israel dalam kontes Eurovision tahun ini dikarenakan pembantaian yang terjadi di Palestina.
Eropa turut berusaha menyuarakan kebebasan Palestina melalui Eurovision.
Eurovision Song Contest atau Kontes Lagu Eurovision adalah kompetisi tahunan yang diadakan di antara negara anggota Uni Penyiaran Eropa yang aktif.
Eurovision, yang dimulai pada tahun 1956, merupakan kontes musik internasional yang ditonton dan dikagumi oleh jutaan orang, khususnya di Eropa.
Baca Juga: Newton of Gaza, Julukan untuk Seorang pemuda Palestina di Gaza. Yuk Kenalan Siapa Pemuda tersebut!
Penyelenggara kontes Eurovision mendapat banyak tekanan untuk tidak mengikutsertakan Israel dikarenakan perang mereka yang sangat berusaha untuk menghancurkan Gaza.
“Kontes Lagu Eurovision memveto partisipasi Rusia dalam kontes tersebut mulai tahun 2022 sebagai tanggapan atas invasi mereka ke Ukraina. Selain itu, pada tahun 2019, Islandia didenda oleh penyelenggara festival karena kontestan Islandia mengibarkan bendera Palestina pada Kontes Lagu Eurovision di Tel Aviv,” kata mereka.
Mengacu dari situ, lebih dari 20 politisi European Broadcasting Union (EBU) pada hari Selasa, 06 Februari 2024, yang mengatakan partisipasi Israel dalam kontes tersebut “menutupi rezim yang melakukan pembersihan etnis di Palestina dan melakukan kejahatan perang dan genosida”.
Kontes tahunan ini akan berlangsung pada bulan Mei di Malmo Arena Swedia, setelah penyanyi Swedia Loreen menang tahun lalu.
Politisi di balik surat tersebut mengakui bahwa EBU, yang merupakan sekelompok organisasi media publik, menginginkan Eurovision tetap menjadi acara non-politik.
“Partisipasi Israel jelas bertentangan dengan apa yang diklaim oleh EBU, karena mereka memberikan informasi yang salah tentang Israel dan menyembunyikan perilaku genosida mereka,” kata mereka lagi.
37 negara berpartisipasi, dan Israel menjadi negara non-Eropa pertama yang berpartisipasi pada tahun 1973 dan menjadi tuan rumah acara budaya pop di Tel Aviv pada tahun 2019.