“Uangnya. Aku akan biarkan diriku menjadi wanita yang paling matre dan mengharapkan semua uang yang dia punya.”
“Seberapa banyak?”
“Sebanyak yang bisa aku dapatkan. Aku harus menuntaskan rasa sakitku. Dia tidak lagi mau bersama, maka setidaknya aku harus memiliki apa yang kebanyakan wanita inginkan.”
“Kamu tahu? Kamu bahkan tidak membutuhkan semua uang itu.”
“Aku tahu. Untuk apa uang sebanyak itu? Tapi bukankah dengan ini aku bisa menahan langkahnya untuk bahagia?”
Temanku lagi-lagi menggeleng dan mendesah panjang. Kali ini mukanya jelas mengatakan bahwa apa yang aku lakukan adalah kesalahan besar.
“Apakah kamu sudah gila?”
Aku memutar bola mataku acuh tak acuh, “Kau boleh katakan aku gila.”
“TAPI DIA SUDAH MENIKAH LAGI!”
Kenyataan ini merobek hati dan pertahananku yang kubuat sedemikian rupa. Air mata yang kukira sudah mengering, entah dari mana memiliki kekuatan untuk mengalir deras.
Baca Juga: Cerpen Series Muslimah: Kesetiaan Khadijah Pada Nabi Muhammad SAW Menjadi Bukti Cinta Sejati
Ya, dia sudah menikah lagi, dengan wanita yang entah darimana ia temukan bahkan sebelum habis air mataku.
Dia sudah menikah lagi, bahkan sebelum urusanku dengannya benar-benar selesai.
Secepat itukah hati manusia berubah? Ketika dulu kau menyambutku dengan senyuman dan kehangatan, sedetik kemudian kau buang aku seakan aku barang yang tak bertuan.