fiksi

Cerpen Inspiratif: Jeritan Pilu di Pulau Rempang Juga Harapan Kecil Dari Hati Orang-Orang Melayu

Rabu, 20 September 2023 | 06:45 WIB
Pulau Rempang dan kisah juga harapan orang Melayu yang diceritakan dalam cerpen ((GENMUSLIM.id/dok: Screenshot Instagram/@sscbatam))



GENMUSLIM.id - Cerpen inspiratif kali ini mengangkat cerita harapan dan rasa gelisah seorang tokoh yang tinggal dan menghuni Pulau Rempang.

Berkaitan dengan isu dan konflik Pulau Rempang yang sedang menjadi perbincangan di kalangan masyarakat menjadi cerita yang disajikan dalam cerpen kali ini.

Cerpen yang digambarkan melalui sudut pandang seorang tokoh yang ikut merasa pilu dengan konflik Pulau Rempang yang menyangkut tanah kelahiran juga tempat tinggalnya.

Bagaimana kelanjutan dan cerita lengkap cerpen ini? Apa itu Pulau Rempang dan ada apa yang terjadi dengannya? Baca dan simak cerpen di bawah ini.

Baca Juga: Kisruh Pulau Rempang, Ustadz Abdul Somad: Ajak Pengacara Bebaskan Masyarakat yang di tangkap! Benarkah?

Cerpen Inspiratif: Jeritan Pilu di Pulau Rempang Juga Harapan Kecil Dari Hati Orang-Orang Melayu

Aku menatap langit di Kota Batam ini dengan sedikit gelisah dari biasanya. Gelap dan penuh rasa pilu yang menguap membentuk hujan-hujan yang juga jatuh di mata orang-orang Melayu sepertiku.

Pulau Rempang, tanah kelahiran yang sejak turun temurun bahkan sebelum Indonesia merdeka sudah kami huni kini terancam digusur.

Tempat tinggal, tempat bermain, tempat tertawa dan bersuka cita kami seolah terenggut dari pemiliknya. Sang pribumi.

Mereka yang berkuasa dan punya tahta melakukan pergusuran tanah yang menjadi rumah sekaligus tempat tinggal bagi aku juga yang lainnya. Pulau Rempang yang penuh sejarah juga cerita penuh makna.

Baca Juga: Jeritan Masyarakat Pulau Rempang: Walaupun Ditembak Mati Kami Tidak Mau Keluar dari Kampung Kami

Apa yang bisa aku lakukan sebagai rakyat kecil yang tak punya kuasa? Memelas dan meminta belas kasih dari mereka yang mungkin punya tahta.

Jeritan pilu juga tangisan di balik atap-atap rumah yang sederhana dan bukan berbentuk istana terus bergema setiap hari.

Menumbuhkan harapan-harapan kecil yang berharap terdengar oleh seluruh penguasa di bumi yang disebut negeri ini.

Kami ditawari tanah baru untuk berhuni dan berteduh. Namun, meninggalkan tempat berpijak sejak dulu yang penuh sejarah dan cerita tak semudah kata.

Halaman:

Tags

Terkini