Teman-teman sudah berkali-kali memperingatkanku bahwa dia bukanlah dermaga yang cocok untuk kapal pesiar sepertiku.
Mereka bilang dia adalah dermaga sungai.
Selama ini aku memang senang padanya sebagai sosok yang sederhana, mandiri, dan tahan banting.
Tapi baginya, aku hanyalah kapal pesiar yang tidak cocok bagi lingkungan hidupnya.
Kehadiranku merusak sungai tempat keberadaannya.
Dia hanya senang menjadi tempat berlabuh bagi wanita-wanita polos yang haus cinta dan bisa dikuasainya.
Baiklah, mungkin benar kamu bukanlah dermaga yang pantas.
Tetapi hatiku masih sakit, melihat kamu bergandengan tangan dengan beberapa wanita yang berbeda.
Ketika aku bertanya padamu kenapa, kau hanya menjawab bahwa aku hanya orang sok alim dan sok suci.
Kau bahkan menertawakanku di hadapan wanita-wanitamu.
Baca Juga: Islam Yes Pancasila Oke, Pandangan dan Hubungan Islam Terhadap Pancasila dalam Kearangka Syariah
Sudah cukup.
Kini giliranku yang menertawakanmu.
Sebenarnya kamu bagaikan dermaga sungai yang keropos.