GENMUSLIM.id - Sebelumnya
“Ibu, ibu merindukanku atau Kane? Kuharap ibu merindukan Kane karena aku akan membuatnya menyusul ibu,” lirih Kana sebelum matanya benar-benar tertutup malam ini.
Di dalam penjara, Kana berada satu ruangan dengan Tirto, salah seorang narapidana yang juga terdakwa kasus pembunuhan.
Kana mendekati Tirto dan mendengarkan cerita dari laki-laki itu. Tirto bercerita jika ia membunuh tetangganya karena tetangganya itu melakukan pelecehan seksual terhadap keponakannya yang masih balita.
Tirto yang gelap mata, langsung melibaskan parang yang baru diasahnya ke arah leher tetangganya itu hingga badan dan kepala tetangganya terpisah.
Baca Juga: Cerpen Bertemakan Psikologi: Kisah Kana dan Kane, Siapa Pelaku Pembuhunan Itu?
Dari pengakuannya itu, Tirto tidak merasa menyesal.
Justru ia merasa lega karena telah melenyapkan satu makhluk tak beradab seperti tetangganya itu.
Kana menyimak cerita itu dengan saksama. Bahkan Kana menanyakan bagaimana Tirto memiliki keberanian untuk membunuh.
Tirto kembali bercerita tentang rasa kesalnya itu.
“Membunuh dengan senjata tajam jauh lebih cepat membuatnya mati,” ucap Tirto. “Membunuh dengan benda tumpul, juga akan menyebabkan kematian, tetapi kau akan mendapat bonus melihatnya kesakitan terlebih dulu. Bagiku melihatnya mati lebih cepat lebih menyenangkan,” lanjut Tirto.
Kana mengangguk mendengar cerita Tirto. Ia memiliki banyak pemikiran di kepalanya sekarang.
Baca Juga: Cerpen: Misteri Pengintaian dan Pengkhianatan, Chapter 1
Kali ini, Kana cukup beruntung karena mengenal beberapa orang dalam penjara ini.