GENMUSLIM.id- Suatu ketika, Ruli sedang berjalan di trotoar sepulang sekolah.
Ini pertama kalinya Ruli pulang jalan kaki. Ibu menyuruhnya pulang jalan kaki karena Ruli sudah besar dan jarak dari sekolah ke rumahnya pun tidak terlalu jauh.
“Aku harus berhati-hati, ibu sudah berpesan padaku tadi pagi untuk selalu berjalan di trotoar karena di jalanan sering terjadi kecelakaan,” batin Ruli mengingat pesan ibunya, meskipun dalam hatinya ada sedikit ketakutan.
Setelah masuk ke daerah kelurahan, jalanan aspal di daerah itu juga tidak selebar di jalan nasional. Lebarnya kurang lebih bisa memuat dua buah truk berdampingan itu pun ada jeda kurang dari semeter.
Baca Juga: Puisi 'Perempuan Yang Tergusur ' Karya WS Rendra
Tak jauh dari sana ada perlintasan jalur kereta api.
Ketika palang pintu ditutup, dalam waktu kurang dari satu menit jalanan menjadi penuh di ruas kiri maupun ruas kanan.
Di sisi seberang palang pun kondisinya sama, mobil sudah berjejer di ruas kiri dan motor pun memenuhi di ruas kanan
Gambaran situasi saat itu membuat Ruli yang masih kelas 2 SD merasa sangat cemas.
Baca Juga: Cara Jitu Content Creator Canva Dapat Belasan Juta Per Hari, Boleh Dicoba Biar Ikut Cuan
“Lho kenapa motor-motor itu malah berhenti di ruas kanan? Bagaimana nanti kalau palang pintu terbuka? Jangan-jangan akan ada tabrakan,” gumam Ruli khawatir.
Kereta api pun lewat dengan cepat dan kini sudah saatnya palang pintu dibuka. Seiring dengan itu, Ruli semakin ketakutan.
Jantungnya berdegup kencang dan ia menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangan.
Dalam gelap, ia mendengar suara deru motor-motor yang berlalu lalang dan juga suara klakson yang silih berganti dibunyikan.