GENMUSLIM.id- “De, ayo naik,” sahutku mengajak adikku, Lana, di rerumputan taman rumah.
Angin sepoi menerpaku wajah kami.
Masa kecil kami memang sebahagia itu.
Bunga-bunga bermekaran memunculkan warna aslinya di bekas hujan siang tadi.
Semburat senja tidak malu-malu menampakkan wujudnya.
“Jangan kenceng-kenceng main ayunannya!” teriak Mama Kusuma dari balik bingkai kayu jendela rumah.
Rumah bernyawa dengan nafas Jawa Bali, Mama desain sedemikian rupa dengan cantik dan indahnya karena mama seorang desain interior.
Beliau belajar secara otodidak dengan melihat majalah dan televisi sehingga tidak heran jika banyak rumah, hotel, apartemen yang minta tolong Mama desainkan.
Mama terbilang unik dan nyeni mungkin karena itu darah seninya turun ke aku, Lara, yang suka menulis dan Lana yang suka menari.
Detail adalah sifat mama mungkin juga karena dalam pekerjaannya,
Beliau selalu memasangkan karpet, kain yang terjuntai, karangan bunga, gorden dan semua printilan yang seluruhnya harus nyambung dan menyatu padan.
“Mau diajarin golf kapan pak?’ tanya Papa Noto dari kamarnya.