Dia berpikir ini adalah bentuk rasa syukur sekaligus bentuk cinta pada Allah juga rasul-Nya.
"Umi lagi buat kue, ya? Banyak banget kue-kuenya, wanginya enak banget lagi," ucap anak kecil berkerudung biru itu yang membuat Arafah tersenyum menatapnya.
"Iya, ini umi lagi buat kue. Fathia mau cobain?"
"Boleh, Mi? Umi enggak marah? Nanti kue-nya habis sama Fathia." Perkataan anak semata wayangnya itu sontak membuat Arafah tertawa pelan. Gemas.
Baca Juga: Cerpen Cita Nino: Bila Kau Temukan Duka, Supaya Tidak Hanya Terluka
"Enggak, dong. Lagian umi buatnya banyak ini, kan, buat nanti acara Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid."
Fathia yang semula asyik mengunyah kue bolu pisang yang baru saja matang dan nikmat, mendadak berhenti dan menatap uminya heran.
"Maulid Nabi Muhammad SAW?" tanya Fathia penasaran.
"Iya, peringatan hari kelahiran Nabi kita. Nabi Muhammad SAW. Fathia tahu? Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah salah satu peringatan yang paling istimewa bagi umat Islam."
Fathia mulai tertarik dengan cerita uminya. Sembari mengunyah bolu pisang yang masih hangat dan tercium aroma wanginya, Fathia mendengarkan dengan serius.
"Memang apa makna dan keistimewaannya, Mi? Kenapa begitu istimewa?"
Baca Juga: Cerpen: Kode Persahabatan dalam Dunia Programmer
Arafah tersenyum dan melanjutkan ceritanya
"Maulid Nabi Muhammad SAW itu merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan hijriyah. Peringatan ini sebagai bentuk penghormatan umat Islam pada Nabi Muhammad SAW."
"Nah, Fathia tahu? Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu bentuk cinta dan rasa hormat kita pada Nabi Muhammad SAW juga sebagai salah satu cara untuk kita lebih mengenal sosok Nabi Muhammad SAW. Fathia mau disayang Allah?"
