“Kita pasti akan bertemu lagi,” kata Rinjani.
“Aku akan selalu mendoakan kita, Rin. Semoga kita bisa bertemu lagi dengan versi lebih baik dari diri kita saat ini,” jawab Ratih.
“Setiap Minggu, aku juga bakal doain kamu di depan Tuhanku,” balas Rinjani dengan sesenggukan. “Enggak-enggak, aku bakal berdoa untuk kamu di Saat Teduh setiap hari.”
Ratih tersenyum, “Iya, terima kasih.”
“Tiap hari di Saat Teduh dan setiap Minggu saat di gereja. Walaupun enggak serajin kamu yang ibadahnya tiap hari lima kali, tapi aku bakal tetap berusaha selalu berdoa demi kebaikan kita,” ujar Rinjani lagi.
Gadis yang memakai kalung berlogo salib itu kemudian mengeluarkan totebag dari ransel birunya. Ia mengeluarkan jilbab dan buku kecil.
“Kalau aku kasih ini, kamu boleh terima, kan?” tanya Rinjani.
Baca Juga: Sebab Perpisahan Buat Galau, Cerpen Cita Nino: Kepergian Kevin Harus Saling Mendoakan
“Iya dong. Nabi Muhammad enggak pernah menolak hadiah dari orang lain. Aku terima, ya.” Ratih mengambil totebag tersebut.
“Ini buku doanya. Aku enggak tau isinya gimana. Kata penjualnya, ada doa-doa sehari-hari. Kamu baca sendiri aja,” kata Rinjani lagi.
“Terima kasih, Rinjani.” Ratih memeluk sahabatnya.
Keduanya lalu berpelukan cukup lama, menyadari bahwa mereka tak lagi bisa menikmati senja di jalan pulang sekolah. Tak lagi bisa duduk di lapangan sambil melihat anak-anak bermain layangan.
Tak lagi bisa saling bersandar saat sedang sedih dan tak bisa lagi saling bercanda saat bermain bersama. Mereka berpisah secara fisik, tetapi tetap menyatu dalam doa, berharap kebaikan kepada Tuhan masing-masing.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/
