Menyimpan rindu pada ibu yang berada jauh dan tak bisa bersama adalah hal yang cukup berat dirasakan tokoh dalam puisi.
Rindu yang besar dan kasih sayang yang tak lagi tertahan membuat tokoh dalam puisi benar-benar selalu mengingat sang ibu.
Puisi ini menggambarkan besarnya rasa rindu dan bagaimana cara seseorang mengatasi rindu pada ibu.
Baca dan simak selengkapnya puisi Tertikam Rindu Ibu berikut ini.
Tertikam Rindu Ibu
Aku kembali bangun dari mimpi yang selalu terasa buruk akhir-akhir ini
Bangun tanpa melihatmu berada di sampingku
Tanpa helaan napasmu yang menyatu dengan napasku
Di ruang yang sama
Kita berada di dua tempat yang berbeda
Aku di sini
Dan Ibu di sana
Berada cukup jauh tak bisa kudekap dan kusentuh
Baca Juga: Puisi: Inilah Tujuan Hidupku, Sebuah Karya Untukmu yang Sedang Berada di Fase Mencari Jati Diri
Aku tertikam rindu setiap hari, Bu
Luka meyayat hati
Akibat rindu yang kupendam sendiri
Hari-hari terasa berat di sini
Aku kadang berjalan tertatih
Kadang juga tersungkur dan merasa perih
Luka di sana sini
Biasanya Ibu selalu berlari
Memelukku
Saat melihat aku kena duri atau luka
Tapi sekarang aku harus bangkit dan obati sendiri
Belajar mandiri
Bukan begitu, Bu?
Artikel Selanjutnya
Puisi Rumah Milikku Tak Punya Ibu: Berisi Sebuah Perasaan Rindu dan Usaha Untuk Menerima Kehilangan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Istimewa
Tags
Artikel Terkait
-
Puisi Rumah Milikku Tak Punya Ibu: Berisi Sebuah Perasaan Rindu dan Usaha Untuk Menerima Kehilangan
-
Contoh Puisi Bertema Pengaduan Cinta Hanya Satu Bait dengan Karakteristik Puisi Lama (Part 1)
-
Puisi Untuk Apa Kamu Bersamaku? Berisi Pertanyaan Perihal Orang yang Datang dan Pergi Dalam Hidup
-
Puisi Metamorfosa Si Kupu-Kupu: Berisi Tentang Perjuangan dan Sebuah Usaha Untuk Bangkit Dari Rasa Sakit
-
Fiersa Besari dan Chairil Anwar, dua penulis dalam Puisi Ibu