Bersama dengan orang yang disayangi dalam waktu yang lama dan kalau bisa selamanya. Namun, sayangnya tidak bisa.
Karena waktu pun ada masanya. Ada saat di mana waktu berakhir dan kembali menjadi awal. Selalu begitu dan terus berulang.
Baca Juga: Puisi Karya W.S Rendra Berjudul: Rumpun Alang Alang
Seperti halnya kebersamaan bersama orang-orang yang dicintai dan disayangi. Bisakah selalu bersama dalam waktu yang lama bahkan selamanya?
Seperti tergambar dalam puisi Jika Aku Punya Waktu berikut ini.
Jika Aku Punya Waktu
Aku dan dirimu bersama menikmati waktu
Tertawa dan merangkai bahagia
Di tempat yang kita bilang rumah
Di mana ada dirimu
Di situ ada diriku
Di mana ada cinta
Di situ ada kita
Bukankah begitu?
Seringkali kita berandai bahwa bersama adalah selamanya
Seringkali kita berharap bahwa waktu sukarela bekerja sama
Agar mau membantu kita tetap bersama
Namun, apakah benar bisa begitu?
Sedangkan kita sama-sama tidak punya waktu
Kita hanya meminjam waktu
Tidak benar-benar memiliki
Saat masa pinjaman sudah habis
Bukankah waktunya untuk kembali?
Termasuk apa yang kita sebut bersama
Akan ada waktunya untuk tiada
Atau kembali masing-masing dan tak lagi kita
Artikel Selanjutnya
Puisi: Tacenda, Ini Adalah Cara Agar Aku Tidak Melukaimu Lebih Dalam
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Istimewa
Tags
Artikel Terkait
-
Puisi: Tacenda, Ini Adalah Cara Agar Aku Tidak Melukaimu Lebih Dalam
-
Puisi Pelukan Ibu Obat Segala Pilu: Berisi Tentang Kasih Sayang dan Cinta Ibu yang Mampu Mengobati Luka
-
Puisi Aku Menunggumu di Tepian: Berisi Sebuah Filosofi Laut dan Perjuangan Seseorang Melalui Penantian
-
Puisi: Sang Jendela Ilmu, Sebuah Karya yang Menceritakan Manfaat Serta Pentingnya Buku Bagi Kehidupan
-
Puisi: Di Kala Hujan, Sebuah Karya yang Mengajak Kita Agar Senantiasa Bersyukur Atas KaruniaNya