Baca Juga: Cerpen Teknologi: Kisah Perkembangan GPU dari Grafis Sederhana ke Kekuatan Komputasi Modern
“Pakai seragam polisi saja, Ditto. Lebih rapi,” sahut ayahnya yang muncul dari dapur.
Tiap kali ada penolakan seperti itu, Ditto hanya memanyunkan bibirnya.
Jika anak-anak lain menyukai berakhir pekan dengan ayahnya, Ditto justru akan senang jika ayahnya pergi dinas.
Alasannya sederhana. Ditto ingin bermain sepak bola di lapangan kompleks dari pagi hingga sore hari.
Kalau ayahnya di rumah, pasti ia akan diajak pergi untuk menonton latihan tembak-menembak di kepolisian.
Ditto beberapa kali mengutarakan keinginannya untuk terus bermain sepak bola kepada ibu, tetapi ibu hanya tersenyum dan menyuruhnya bersabar.
Hari Minggu ini, ibu bilang akan mengajaknya ke rumah nenek. Baru mendengarnya saja Ditto sudah bersorak kegirangan.
Jika pergi ke rumah nenek, artinya Ditto akan bertemu dengan Pamannya yang merupakan pelatih bola.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah! Yuk Amalkan Adab dalam Berdoa: Kunci Kekhusyuan dan Kedekatan dengan Allah SWT
“Nanti boleh main sepak bola sama paman, Bu?” bisik Ditto.
Ibunya tersenyum sambil mengangguk. Ditto bersorak kegirangan, lalu berlari ke kamarnya. Mengemasi sepatu dan kaus sepak bola terbaiknya.
Biar saja ia menolak ajakan ayah untuk menonton perlombaan baris-berbaris, tawaran ibu jauh lebih menyenangkan.
Membayangkan ia akan bermain sepak bola bersama pamannya membuatnya tertidur dengan senyuman. ***
