GENMUSLIM.id- Hari ini aku pulang agak sedikit terlambat dari biasanya. Aku lupa tidak mengabari Hening.
Setelah sampai di depan rumah aku mengetuk pintu dengan sedikit keras, ini sudah lumayan larut malam. Aku tahu, Hening tidak akan tidur sebelum aku pulang.
Jatuh cinta pada perempuan sepertinya adalah anugerah terbesar dalam hidupku, Hening selalu menungguku pulang tidak peduli seberapa lelah dirinya.
Aku mendadak cemas berkali-kali kuketuk pintu, tetapi tidak ada yang membukanya. Apa Hening tertidur? Mungkin dia kelelahan.
Baca Juga: Polemik Dukungan Budiman Sudjatmiko Terhadap Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Kecemasanku hilang seketika, saat seseorang akhirnya membuka pintu. Namun, bukan Hening.
"Bapak malem banget pulangnya, Pak. Bumi, Angin, sama Ibu nunggu dari tadi, lho."
"Iya tadi ada tugas dadakan, enggak bisa bapak tinggal. Ibu kamu mana, Bum?"
"Ada di dalem, ayo Pak. Pokoknya kita udah nunggu Bapak buat malam ini, sekarang bapak tutup mata jangan ngintip." Tanpa menunggu jawaban dariku Bumi menutup mataku dengan sebuah kain.
"Ini ada apa, sih? Kok ditutup segala. Kamu mau ngerjain bapak, ya?"
"Enggak, Pak. Udah sekarang Bapak ikut Bumi aja pokoknya, ayo." Anak sulungku itu menarik tanganku dan menuntunku yang entah mau dibawa ke mana.
Aku benar-benar tidak bisa melihat apa pun. Semuanya terasa gelap. Aku harap Bumi tidak mengerjai bapaknya ini.
Tidak lama kemudian Bumi berhenti dan aku pun ikut berhenti. Dia membuka kain yang menutup mataku dan betapa terkejutnya aku dengan apa yang mereka lakukan.